Rabu 01 Jun 2022 06:20 WIB

Sandy Walsh dan Jordi Amat tak Bisa Perkuat Timnas Lawan Bangladesh, Ini Alasannya

Sandy Walsh dan Jordi Amat juga tak bisa bermain di kualifikasi Piala Asia.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Israr Itah
Sandy Walsh, pemain keturunan Indonesia yang tengah menjalani proses naturalisasi.
Foto: DOK PSSI
Sandy Walsh, pemain keturunan Indonesia yang tengah menjalani proses naturalisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Timnas Indonesia akan menghadapi Bangladesh dalam laga uji coba internasional FIFA Matchday di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu (1/6/2022). Dalam laga ini, Sandy Walsh dan Jordi Amat dipastikan tidak akan memperkuat tim nasional Indonesia.

Kedua pemain calon naturalisasi ini terganjal oleh persyaratan paspor yang belum selesai. Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi memastikan keduanya tidak bisa memperkuat timnas karena syarat tersebut.

Baca Juga

"Tidak bisa membela timnas karena setelah selesai administrasi masih ada pergantian asosiasi dari Spanyol dan Belanda (ke Indonesia). Mudah-mudahan seperti yang sudah-sudah, 7-10 hari bisa selesai," kata Yunus.

Meski pergantian asosiasi dan naturalisasi selesai, Yunus memastikan keduanya tidak bisa memperkuat timnas di ajang Kualifikasi Piala Asia nanti. Hal ini karena timnas sudah menyodorkan nama untuk skuad yang akan bertanding.

"Jadi untuk kualifikasi Piala Asia, Sandy dan Jordi tidak memungkinkan karena kita masih menunggu, terakhir (berkas) ada di DPR RI. Kita sedang menunggu," kata Yunus.

Sudah hampir satu pekan Sandy Walsh dan Jordi Amat bergabung dalam pemusatan latihan timnas di Bandung. Keduanya pun dikabarkan akan ikut ke Kuwait untuk melihat Indonesia bertanding.

Yunus pun membebaskan kedua pemain ini untuk ikut dengan timnas. Tentunya sembari menantikan administrasi mereka selesai hingga akhirnya resmi menjadi Warga Negara Indonesia.

"Nanti setelah itu (kualifikasi Piala Asia) kita tanya mereka apa mau pulang dulu, sebab masih proses administrasi, sudah mau selesai. Kita juga sedang berkomunikasi dengan negara asal mereka untuk perubahan federasinya," kata Yunus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement