Selasa 31 May 2022 12:48 WIB

Atasi Populasi Manusia Membeludak, Bayi Virtual 'Tamagotchi' akan Jadi Tren?

Penelitian menyebut 20 persen orang lebih memilih bayi virtual dibanding bayi asli.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang anak memainkan Tamagotchi,
Foto: daily star
Seorang anak memainkan Tamagotchi,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Populasi manusia di dunia yang terus bertambah menjadi masalah yang belum dapat diselesaikan. Namun, masalah tersebut sepertinya akan diatasi dengan teknologi berupa anak virtual yang mirip “Tamagotchi.”

Menurut salah seorang otoritas Inggis dalam kecerdasan buatan (AI) dan mantan penasihat pemerintah, Catriona Campbell, “bayi” yang dihasilkan dari komputer dengan biaya hanya 20 poundsterling atau Rp 367 ribu per bulan akan menjadi hal biasa pada awal tahun 2070-an.

Baca Juga

“Kami sudah dalam perjalanan yang baik untuk menciptakan Generasi Tamagotchi. Ini akan menjadi ‘nyata’ bagi ‘orang tua’ mereka. Saya pikir anak-anak AI akan tersedia secara luas dengan biaya bulanan yang relatif kecil,” kata Catriona, dikutip Daily Star, Selasa (31/5/2022).

Dia menjelaskan anak-anak virtual mungkin tampak seperti hal besar jika dibandingkan dengan kondisi sekarang. Namun, dalam 50 tahun, teknologi akan semakin canggih sehingga “bayi” yang ada di metaverse tidak berbeda dengan yang ada di dunia nyata.

“Berdasarkan penelitian tentang alasan pasangan memilih untuk tetap tidak memiliki anak, saya pikir masuk akal untuk mengharapkan sebanyak 20 persen orang memilih untuk memiliki bayi virtual daripada asli,” ujarnya.

Catriona mengatakan “bayi” itu akan menjadi awal dari demografi digital yang bisa menjadi salah satu terobosan teknologi terpenting umat manusia sejak Zaman Perunggu. Beberapa orang akan menyambut baik penurunan populasi manusia.

Model Playboy Victoria Bonya belum lama ini memicu kontroversi. Dia mengatakan lebih baik setengah populasi dunia dimusnahkan daripada manusia terus merusak lingkungan. “Maaf, tapi saya hanya harus membagikan ini, demi kepentingan kita bersama. Planet kita hancur. Bagi saya, lebih baik kehilangan separuh umat manusia daripada kehilangan seluruh planet. Saya siap mati hanya untuk menyelamatkan dunia kita,” kata Bonya dalam sebuah video Instagram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement