Senin 30 May 2022 16:51 WIB

Pemkab Lebak Dorong Pelaku UMKM Lakukan Digitalisasi

Banyak pelaku UMKM di Kabupaten Lebak memasarkan produknya masih secara konvensional.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja memotret produk kerajinan di Plaza Lebak, Banten, Jumat (27/8/2021). Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) melakukan digitalisasi untuk memasarkan produknya.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memotret produk kerajinan di Plaza Lebak, Banten, Jumat (27/8/2021). Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) melakukan digitalisasi untuk memasarkan produknya.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) melakukan digitalisasi untuk memasarkan produknya. Digitalisasi ini agar UMKM dapat memperluas pasar dan meningkatkan keuntungan secara ekonomi.

"Kita sampai hari ini sekitar 10 persen dari 117.269 UMKM yang memasarkan produknya melalui digitalisasi," kata Sekertaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa saat meninjau produksi labeur jahe di Galeri Sentral Lebak ( GSL) Rangkasbitung, Lebak, Senin (30/5/2022).

Baca Juga

Ia mengakui, banyak pelaku UMKM di Kabupaten Lebak memasarkan produknya masih secara konvensional dan belum menggunakan teknologi digital. Karena itu, pemerintah daerah setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk pelatihan digitalisasi kepada para pelaku UMKM.

Pelatihan digitalisasi itu agar dapat memahamibroadcasting, bisnis e-commerce, digital content, E-learning dan bisnis afiliasi. Selain itu juga cara mengunggah produk UMKM hingga ke aplikasi media sosial dan e-commerce. "Kami berharap melalui pemasaran digitalisasi dapat mendongkrak omzet UMKM," kata Imam.

Menurut dia, di era digital seperti sekarang ini, diharapkan para pelaku UMKM bisa lebih berinovasi dengan memanfaatkan jejaring pasar secara online untuk akses pemasaran. Pelaku UMKM harus melek digital sehingga dapat memperluas pemasaran dan tidak lagi mengandalkan pasar konvensional.

Untuk tahun ini, kata dia, pelaku UMKM yang mendapat program pelatihan digitalisasi sebanyak 40 pelaku usaha. Program pelatihan digitalisasi itu berharap produk UMKM lokal bisa naik kelas dan bisa bersaing di pasar domestik dan global.

"Kita ingin jangan sampai pelaku UMKM itu tidak mengenal teknologi digital, " ujarnya.

Sementara itu, seorang pelaku UMKM, Umsaroh, yang memproduksi Batik Chanting Pradana mengatakan, pihaknya sangat terbantu pemasaran dengan memanfaatkan digitalisasi sehingga banyak permintaan dari beberapa daerah di Indonesia. Pemasaran dengan teknologi digital dilakukannya melalui broadcasting maupun online, sehingga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi.

"Kami memanfaatkan teknologi digital setelah mengikuti peserta pelatihan digital yang dilakukan oleh pemerintah daerah, " kata Umsaroh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement