Senin 30 May 2022 16:43 WIB

Israel Bidik Normalisasi Hubungan dengan Arab Saudi

Israel sedang berupaya merangkul lebih banyak negara bergabung dalam Abraham Accords

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Bendera Israel dan Arab Saudi. (Ilutrasi). Israel telah menjalin diskusi dengan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Teluk Arab tentang bagaimana ia bisa menormalkan hubungan dengan Arab Saudi.
Foto: google.com
Bendera Israel dan Arab Saudi. (Ilutrasi). Israel telah menjalin diskusi dengan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Teluk Arab tentang bagaimana ia bisa menormalkan hubungan dengan Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel telah menjalin diskusi dengan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Teluk Arab tentang bagaimana ia bisa menormalkan hubungan dengan Arab Saudi. Tel Aviv meyakini, upayanya merangkul Riyadh akan memperoleh kemajuan, meskipun sangat lambat.

“Kami sedang mengerjakannya dengan Amerika (tentang normalisasi hubungan dengan Saudi), dengan beberapa negara kami Teluk, dalam segala macam cara,” kata Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dalam sebuah wawancara dengan Israeli Army Radio, Senin (30/5/2022), dikutip Bloomberg.

Baca Juga

Pernyataan Lapid itu merupakan jawaban saat dia ditanya apakah Israel akan membahas tentang normalisasi hubungan dengan Saudi saat Presiden AS Joe Biden berkunjung ke Israel pada akhir Juni mendatang. Menurut Lapid menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Saudi bakal menjadi proses yang panjang dan lambat. “Akan membutuhkan waktu untuk dicapai,” ucapnya.

Awal tahun ini, Lapid telah sempat mengutarakan, Israel berharap dapat membangun hubungan diplomatik, tidak hanya dengan Saudi, tapi juga Indonesia. Menurut dia, Israel sedang berupaya merangkul lebih banyak negara agar bergabung dalam Abraham Accords, yakni kesepakatan perdamaian yang sudah terlebih dulu tercapai dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. “Jika Anda bertanya kepada saya negara-negara penting mana yang sedang kita lihat, Indonesia adalah salah satunya, Arab Saudi tentu saja. Tapi hal-hal ini membutuhkan waktu,” kata Lapid saat diwawancara Israeli Radio Army pada 25 Januari lalu.

Dia menyebut, ada negara-negara kecil yang bisa melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dalam dua tahun mendatang. Namun Lapid tak mengungkap nama negara-negara tersebut. 

Pada 15 September 2020, Bahrain dan UEA menandatangani perjanjian normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu tercapai berkat mediasi dan dukungan AS di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump. Kesepakatan normalisasi tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords.

Selain UEA dan Bahrain, AS pun membantu Israel melakukan normalisasi diplomatik dengan Sudan serta Maroko. Washington menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme sebagai aksi timbal balik atas kesediaannya membuka hubungan resmi dengan Tel Aviv. Kemudian terkait Maroko, sebagai balasan, AS mengakui klaim negara tersebut atas wilayah Sahara Barat yang dipersengketakan.

Palestina mengecam kesepakatan damai yang dilakukan empat negara Muslim tersebut. Menurut Palestina, apa yang dilakukan keempat negara terkait merupakan “tikaman” bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement