Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nurul jubaedah

Menulis sampai Mati

Gaya Hidup | Monday, 30 May 2022, 10:51 WIB

Menulis sampai Mati

(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Menulis Berarti Bersyukur

Karya adalah simbol rasa syukur kepada Sang Khalik yang telah memberikan ide, gagasan, dan pengetahuan. Semakin bersyukur maka kenikmatan dan keluasan ide akan semakin bertambah. Semakin banyak para penikmat karya maka semakin semangat penulis untuk berkarya lebih produktif lagi.

Banyak cara untuk bersyukur kepada Sang Pencipta, salah satunya adalah dengan menulis. Ya, dengan menulis berarti mensyukuri nikmat ilmu yang telah Tuhan berikan kepada makhluk-Nya, juga nikmat-nikmat lainnya yang begitu melimpah ruah meliputi kehidupan ini.

Bukankah Tuhan sendiri yang memerintahkan kepada hamba-Nya untuk selalu mensyukuri nikmat-Nya?. Dalam Surat Ibrahim ayat 7 ditegaskan yang artinya, Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Inilah dasar hukum menulis berarti bersyukur. Penulis menorehkan tulisan berdasarkan pengalaman hidup dan pengetahuan yang selama ini telah dikumpulkan dalam file yang bernama memori otak. File ini mengikat makna, mengumpulkan tulisan hasil bacaan dari buku, majalah, artikel, atau bahkan film, kemudian penulis mengembangkan dan memperluas lagi dengan mengikat makna dari setiap peristiwa dan kejadian sehari-hari berdasarkan pengalaman dan perasaan yang berkecambuk sehingga tertuang dalam sebuah tulisan yang bermakna yang akan bermanfaat bagi setiap generasi.

Penulis meyakini bahwa setiap pengalaman berupa peristiwa atau fenomena yang terjadi baik berdampak terhadap perasaan sedih, bahagia, sakit hati, malas, kecewa, marah, ceria, atau pun menangis bahagia pasti didalamnya terdapat hikmah besar serta nilai moral yang bisa kita ambil sebagai bahan introspeksi dan refleksi diri.

Maka dari itu sebaiknya setiap peristiwa dan pengalaman hidup tidak terbuang begitu saja tetapi tulislah dalam sebuah karya agar kelak menjadi pahala yang tetap mengalir dan menjadi berkah bagi para pembaca sehingga tulisan-tulisan itu siapa tahu akan menjadi solusi bagi mereka yang sedang mencari inspirasi dalam hidupnya.

Kebermanfaatan sebuah karya tidak bisa terjadi begitu saja misalnya kita tulis saja di blog dan selesai. Tidak ya!. Penulis share hasil karya di blogger, website MTsN 2 Garut, Kompasiana, Gurusiana dan Retizen Republika sudah sampai di situ saja dulu karena akan sangat merepotkan jika terlalu banyak blog. Sisanya penulis share di whatsapp, facebook, telegram, instagram, dan youtube. Tentunya jika di share di instagram atau youtube harus diubah dulu tulisannya ke dalam sebuah konten video, sebuah karya kreatif dan menarik bukan?.

Tulisan akan jauh lebih memberi manfaat jika kita sering mengikuti lomba menulis. Manfaat mengikuti lomba menulis diantaranya : pertama, mengukur kemampuan kita baik secara intelektual maupun mental. Kedua, membentuk pribadi yang kompetitif, kritis, kreatif, melek informasi, dinamis, dan optimis.

Ketiga, menjadi bahan introspeksi dan refleksi sehingga hasil lomba bisa menjadi self-efficacy, self-reward, self-love, self-belief, dan self-goal. Penulis yang sering mangajukan diri untuk sebuah lomba akan lebih menghargai proses daripada hasil. Mengapa? Karena proses akan membentuk pribadi yang bersyukur. Mensyukuri waktu, usia, dan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk mengisi sisa waktu melakukan kegiatan positif dan bermanfaat.

Bukti menulis itu sebagai wujud syukur adalah hasil karya kita yang telah kita share ke media sosial selanjutnya dikumpulkan dan diterbitkan menjadi buku antologi atau buku solo. Inilah rasa syukur seorang penulis kepada Allah SWT terhadap ilmu yang telah Dia berikan kepada makhluk-Nya.

Setelah publik mengonsumsi karya kita melalui buku maupun blog maka ilmu pengetahuan yang telah kita miliki akan semakin berkembang, semakin banyak, dan semakin bermanfaat sehingga bisa dinikmati oleh orang lain tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Inilah yang dinamakan pahala jariyah semoga keikhlasan dan totalitas dalam berkarya suatu hari akan dipertemukan dengan yang namanya keajaiban. Sejarah kehidupan akan merekam jejak penulis melalui karyanya. Karya mereka tidak akan punah bahkan hilang ditelan zaman.

Menulis Adalah Jiwa

Menuangkan ide dengan hati dan jiwa yang utuh akan memberikan ruh pada setiap kalimat yang tertuang. Kesehatan akan meningkat saat menulis tentang pengalaman hidup. Stres akan menurun jika kita menulis secara terus menerus. Imun akan meningkat, tekanan darah akan turun, mood bekerja akan lebih baik, bahagia akan sering menghampiri, depresi akan berkurang. Otak kiri penulis semakin terasah terutama yang berkaitan dengan analisa dan rasionalitas. Otak kanan bebas berkreasi dan memperkuat institusi maka otak kiri dilatih untuk menulis.

Menulis adalah cara ampuh mengenali diri sendiri dan bermanfaat untuk kesehatan jiwa. Menulis mengikuti bakat dan selera penulis sesuai dengan genre yang dikuasai. Fiksi maupun nonfiksi tidak ada masalah karena keduanya bisa menjadi media untuk menyampaikan dan menyalurkan ide, gagasan, pengalaman, dan perasaan kepada pembaca.

Penulis fiksi maupun nonfiksi disarankan untuk bersikap fleksibel sehingga bisa melebur di antara keduanya meskipun karya yang mereka hasilkan akan menjadi ciri khas masing-masing kedepannya. Penulis yang mampu memilih dan menuangkan kata menjadi tulisan indah maka mereka sedang memanusiakan kehidupan melaui jiwa yang indah.

Menulis Sampai Mati

Penulis menuangkan pemikirannya dalam sebuah tulisan melalui tahapan yang ketat tapi tidak rumit. Jika telah terbiasa maka karya yang dihasilkan akan menjadi sebuah kewajiban yang jika ditinggalkan akan merasa berdosa. Proses menulis dimulai dengan research, record, recheck, dan refine.

Research. Mula-mula penulis menyiapkan sejumlah referensi, searching beberapa jurnal di google scholarship atau sejumlah buku yang akan mengukur dan mendukung sejauh mana tingkat ilmiah sebuah tulisan yang akan kita tuangkan. Selanjutnya menyiapkan judul menarik, yang eye catching dan simple tapi menggigit para pembaca.

Record. Penulis membuat outline dalam word terlebih dahulu dan sudah disiapkan berdasarkan standard template seperti A4, front 12, times new roman, margin 2,2,3,3. Aturan seperti ini sebenarnya fleksibel mengikuti aturan yang diberlakukan sesuai dengan komunitas pegiat literasi yang para penulis biasanya ikuti, jadi tidak perlu ribet. Selanjutnya outline tersebut dikembangkan menjadi konsep, paragrap pembuka, isi, dan penutup. Kebetulan penulis bergenre non fiksi.

Recheck. Di tahap ini, proses pemeriksaan kembali dan memperbaiki tulisan jika masih ada yang perlu dikurangi atau ditambahkan. Jika diperlukan berkonsultasilah dengan orang lain. Masukan mereka bisa membantu melengkapi kekurangan atau hal yang terlewatkan dalam tulisan kita. Kesalahpahaman atau data yang kurang masih bisa dibenahi.

Refine. Menghaluskan tulisan di tahap ke empat ini bertujuan menguji setiap kata sekali lagi untuk meyakinkan bahwa setiap kata dan kalimat yang telah ditulis sudah komunikatif. Jika diperlukan mintalah bantuan orang lain untuk menyunting ulang agar hasilnya lebih teliti. Tulisan yang sudah selesai disunting selanjutnya diterbitkan di blog dan diserahkan ke penerbit untuk dicetak.

Akhir kata, ketika Tuhan memanggil saya sebagai penulis maka tulisan inilah yang akan menjadi bukti bakwa saya mengisi sisa hidup ini dengan menulis. Menulis menunggu kematian, menulis sampai mati.

Daftar Pustaka

Assingkily, M. S. (2021). Metode Penelitian Pendidikan (Panduan Menulis Artikel Ilmiah dan Tugas Akhir). Penerbit K-Media.

Darmalaksana, W. (2020). Menulis Artikel Cepat Meskipun Tidak Suka Menulis. Kelas Menulis UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1.

Hermawan, M. (2021). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN KEGIATAN MENULIS JURNAL DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PENILAIAN AUTENTIK. EDUTAMA.

Rusdiana, A. (2019). Panduan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah.

Safitri, V., & Dafit, F. (2021). Peran Guru dalam Pembelajaran Membaca dan Menulis Melalui Gerakan Literasi di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1356-1364.

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 1 buku solo, 20 buku antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 56 artikel (Oktober 2021-Mei 2022). Blog : http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email : [email protected]. Whatsapp : 081322292789.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image