Senin 30 May 2022 10:13 WIB

WHO: Risiko Cacar Monyet pada Taraf Sedang

WHO sebut cacar monyet merupakan virus yang memiliki risiko sedang

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
 Foto dari mikroskop elektron yang dipasok Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada 2003 memperlihatkan virus monkeypox penyebab cacar monyet. Belgia menerapkan aturan karantina 21 hari untuk penderita cacar monyet.
Foto: Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via
Foto dari mikroskop elektron yang dipasok Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada 2003 memperlihatkan virus monkeypox penyebab cacar monyet. Belgia menerapkan aturan karantina 21 hari untuk penderita cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, cacar monyet merupakan virus yang memiliki "risiko sedang" untuk kesehatan masyarakat secara keseluruhan di tingkat global. Hal ini dikatakan menyusul kasus yang dilaporkan di negara-negara di mana penyakit ini biasanya tidak ditemukan.

"Risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan peluang untuk menetapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah seperti anak kecil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan," kata WHO.

Hingga 26 Mei, total 257 kasus yang dikonfirmasi dan 120 kasus yang dicurigai telah dilaporkan dari 23 negara anggota yang tidak endemik virus. Belum ada korban jiwa yang dilaporkan sejauh ini.

WHO juga mengatakan bahwa kemunculan cacar monyet secara mendadak di beberapa negara non-endemik menunjukkan penularan yang tidak terdeteksi untuk beberapa waktu dan kejadian yang semakin parah baru-baru ini. Badan tersebut menambahkan bahwa pihaknya mengharapkan lebih banyak kasus untuk dilaporkan karena pengawasan di negara-negara endemik dan non-endemik meluas.

Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit menular yang biasanya ringan. Virus ini diklasifikasikan endemik di bagian barat dan tengah Afrika. Virus menyebar melalui kontak dekat, sehingga relatif mudah dikendalikan melalui tindakan seperti isolasi diri dan kebersihan.  

Sebagian besar kasus yang dilaporkan telah terdeteksi di Inggris, Spanyol dan Portugal. "Sebagian besar kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak memiliki hubungan perjalanan yang mapan ke daerah endemik dan telah disajikan melalui perawatan primer atau layanan kesehatan seksual," kata WHO.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement