Senin 30 May 2022 09:08 WIB

Jamaah Haji Ketilka Di Arab Jangan Tunggu Haus

Peran Ulama Penting Naikan Hashtag Jangan Tunggu Haus

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Subarkah
Minum AIR ZAMZAM,Sejumlah jamaah haji meminum air zamzam di Masjid Nabawi, Madinah, Sabtu (27/7). Sebagian jamaah membawa air zamzam ke pemondokannya untuk diminum di kamar. SYAHRUDDIN EL-FIKRI/REPUBLIKA
Foto: Syahruddin El-Fikri/Republika
Minum AIR ZAMZAM,Sejumlah jamaah haji meminum air zamzam di Masjid Nabawi, Madinah, Sabtu (27/7). Sebagian jamaah membawa air zamzam ke pemondokannya untuk diminum di kamar. SYAHRUDDIN EL-FIKRI/REPUBLIKA

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Kepala Pusat Kesehatan Haji  Budi Sylvana mengatakan biaya PCR bagi jamaah haji memang tidak berbayar. Semua sudah ditanggung negara melalui nilai manfaat yang diterima jamaah haji dari Badan Pengelola Kuangan Haji (BPKH).

"Dari awal tidak ada kebijakan berbayar untuk haji," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji,  Budi Sylvana, saat dihubungi Republika, Ahad (29/5).

Budi mengatakan, saat ini yang perlu dilakukan masyarakat khususnya media massa adalah bagaimana tertanam di dalam hati setiap jamaah, sehat selama menjalankan ibadah haji. Jamaah harus memiliki semangat, bahwa berangkat sehat, dan pulang juga harus dalam kondisi sehat. 

Budi mengatakan, salah satu untuk menjaga kesehatan jamaah selama di tanah suci adalah tidak beraktivitas berlebihan dan jangan menunggu haus baru minum. Untuk itu penting bagaimana menaikkan hashtag JanganTungguHaus.

"Untuk memitigasi terhadap suhu ekstrem di Saudi memang sebaiknya kita coba mainaikan hashtag minum jangan tunggu haus," katanya. 

Dia berharap hal itu dapat membangkitkan kesadaran masyarakat agar keluarga dan koleganya yang menjalankan ibadah haji tahun ini untuk selalu menjaga kesehatannya. 

"Dengan demikian, membangkitkan awareness kepedulian semua pihak, khususnya jamaah agar selalu minum jangan tunggu haus, sehingga jamaah terhindar dari dehidrasi," katanya.

Budi mengatakan, bisa saja jamaah haji tidak sadar bahwa dia sedang mengalami dehidrasi. Tidak sadaran ini dikarenakan kelembaban di Saudi sangat rendah, meski suhu panas tidak berkeringat.

"Tidak terasa bahwa dia telah mengalami dehidrasi, karena saat ini di Saudi suhu nya sangat tinggi dan juga tingkat kelembabannya rendah jamaah tidak berkeringat juga saat berkeringat, padahal dia mengalami dehidrasi. Makanya minum lah sebanyak mungkin jangan tunggu haus," katanya.

Budi memastikan, selain masyarakat dan media masa, peran ulama juga sangat penting untuk memberikan kesadaran bagaimana agar jamaah haji selalu menjaga kesehatannya selama di tanah suci. Budi berharap para alim ulama para guru ustad dan ustajah mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan.

"Peran alim ulama sangat penting untuk menaikan hashtag minum JanganTungguHaus," katanya.

Budi mengatakan, menjaga kesehatan sangat erat dengan kesadaran masing-masing individu atau jamaahnya. Maka dari itu dia meminta ulama berperan aktif sosialisasikan minum jangan tunggu haus

"Para guru-guru di majelis taklimnya bisa memberikan sosialisasi pemahaman bahwa ibadah haji ini adalah ibadah fisik yang tentu jamaah harus dapat menjaga dirinya dengan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan, jamaah agar selalu minum jangan menunggu haus," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement