Sabtu 28 May 2022 07:40 WIB

Pemkab Pasuruan Catat 215 Ekor Sapi Masih Penyembuhan dari PMK

Warga Pasuruan diminta semakin waspada terhadap penyebaran PMK yang meluas.

Red: Nur Aini
Peternak menunjukkan mulut sapi yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), ilustrasi
Foto: ANTARA/Rahmad
Peternak menunjukkan mulut sapi yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur mencatat sebanyak 215 dari 296 ekor sapi yang terpapar wabah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) masuk dalam proses penyembuhan.

Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf dalam keterangan pers di Pasuruan, Jumat (28/5/2022) mengatakan saat ini jumlah sapi di daerah itu yang terjangkit PMK mencapai 296 ekor.

Baca Juga

"Dari 296 ekor yang terpapar, sebanyak 81 ekor di antaranya sudah sembuh dan 215 ekor lainnya masih dalam penyembuhan," katanya.

Ia meminta kepada masyarakat di kabupaten setempat, khususnya pedagang maupun pemilik sapi supaya semakin waspada terhadap penyebaran PMK yang semakin meluas.

"Jumlah sapi yang terpapar tersebut sebanyak 250 ekor di Kecamatan Prigen, 21 ekor sapi perah dan sapi potong di Kecamatan Lumbang, 19 ekor sapi potong di Kecamatan Purwosari, dan 6 sapi perah di Kecamatan Lekok," katanya.

Ia mengatakan meskipun banyak sapi yang terkena PMK, tidak ada satu ekor pun yang dilaporkan mati akibat PMK. "Saya tegaskan tidak ada seekor sapi pun yang mati, semuanya dalam tahap penyembuhan," katanya.

Penyebaran PMK di Kabupaten Pasuruan, katanya, disebabkan beberapa hal, di antaranya masih ditemukan lalu lintas ternak dari daerah lain yang masuk ke Kabupaten Pasuruan. Selain itu, kata dia, berdasarkan hasil tracing dan tracking, petugas menemukan adanya sisa pakan dari ternak yang sakit diberikan kepada ternak yang sehat, sehingga otomatis bisa menularkan penyakitnya.

"Masih banyak ternak yang dijual atau dibeli dari daerah wabah di Jatim yang masuk ke Kabupaten Pasuruan. Jadi, potensi penularannya juga tinggi. Selain itu, masih banyak ditemukan sisa pakan ternak yang sakit diberikan kepada ternak yang sehat, ini bisa menjadi media penularan PMK," ujarnya.

Ia meminta masyarakat dapat menahan diri untuk tidak melakukan jual beli ternak dari dan menuju Kabupaten Pasuruan. Ia meminta dokter hewan, petugas kesehatan hewan dikerahkan untuk membantu warga yang punya ternak sapi, domba, dan sejenisnya. "Mulai dari penyemprotan disinfektan di sekitar kandang ternak, pengobatan ternak, isolasi dan melokalisasi ternak, pemberian vitamin hingga sosialisasi ke 24 kecamatan se-Kabupaten Pasuruan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement