Jumat 27 May 2022 07:25 WIB

Lansia Berdaya dengan Grafting Anggur

Grafting anggur dimaksudkan untuk menghasilkan bibit anggur yang unggul.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Partner
.
.

INDRAMAYU – Usia lanjut bukan halangan bagi para wanita lanjut usia (lansia) di Kabupaten Indramayu untuk terus berdaya. Mereka memilih untuk terus belajar meski dengan fisik yang menua, dengan segala keterbatasannya.

Pembelajaran yang mereka lakukan salah satunya adalah berlatih grafting anggur, yang digelar di Taman Lansia binaan Rumah Zakat, di Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Rabu (25/5). Mereka berlatih grafting dengan diajari secara langsung oleh petani anggur yang menguasai ilmu tentang anggur, Johan.

Pelatihan diawali dengan pemberian materi sekilas tentang anggur. Dengan daya ingat para lansia yang sudah menurun, kegiatan itu sering kali mengundang gelak tawa. Beruntung, Johan bisa bersabar dan bersedia mengulang beberapa kali materi yang telah disampaikannya.

Pemberian materi itu dilanjutkan dengan praktek grafting secara langsung. Satu per satu lansia tersebut mempraktekkan grafting anggur. Bagian akar dan batang bawah dari anggur lokal yang buahnya asam, kemudian disambung (grafting) pada bagian atasnya dengan batang anggur impor yang rasanya manis.

Ada hadiah bagi tiga peserta lansia yang dinilai paling berhasil melakukan grafting. Mereka juga diperbolehkan membawa hasil grafting itu untuk ditanam di rumah masing-masing.

Relawan Inspirasi Rumah Zakat, Lastri Mulyani, menjelaskan, pelatihan grafting anggur itu sengaja dilakukan sebagai bagian dari program desa ramah lansia yang dijalankannya. Pelatihan yang diikuti oleh sepuluh orang lansia itupun menjadi rangkaian peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, yang jatuh pada 29 Mei 2022.

‘’Kami memiliki program budidaya anggur yang pengelolanya adalah para lansia. Jadi bertepatan dengan hari lansia, kami adakan kegiatan pelatihan grafting dan tata cara budidaya anggur,’’ terang Lastri.

Dari kegiatan pelatihan tersebut, para lansia diharapkan bisa mahir dalam grafting sehingga bisa memperbanyak bibit anggur. Bibit tersebut selanjutnya ditanam di Kebun Anggur Lansia berukuran 5 X 5 meter. Di taman itupun, saat ini telah tumbuh sejumlah tanaman anggur yang sedang berbuah.

Selain ditanam, bibit anggur itu juga dijual kepada masyarakat. Adapula pupuk tanaman anggur yang dijual untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggur.

‘’Dari budidaya anggur itu nantinya ada keuntungan bagi lansia yang mengelolanya,’’ terang Lastri.

Lastri menilai, budaya anggur cocok dijalankan oleh lansia karena budidaya itu membutuhkan kesabaran. Meski dia mengakui, lansia juga memiliki keterbatasan penglihatan maupun dalam penggunaan alat-alat grafting. Karenanya, pendampingan terus dilakukan terhadap mereka.

Lastri mengatakan, program budidaya anggur itu akan fokus dijalankan oleh lansia binaannya selama setahun kedepan. Sebelumnya, pihaknya telah berhasil memberdayakan kelompok lansia lainnya dalam pembuatan ecobrics.

Salah seorang lansia yang ikut dalam kelompok budidaya anggur, Karci (80), mengaku senang bisa ikut pelatihan grafting anggur. Dia pun dengan tekun mengikuti arahan pelatih.

‘’Ya senang, ada kegiatan yang bermanfaat, ilmu juga jadi bertambah,’’ tutur nenek dari 20 orang cucu tersebut.

Sementara itu, petani anggur yang melatih par alansia tersebut, Johan, mengatakan, tanaman anggur lokal memiliki karakteristik akarnya yang kuat dan pertumbuhannya cepat. Namun kelemahannya, anggur lokal memiliki rasa yang asam.

Sedangkan tanaman anggur impor, seperti misalnya jenis ninel dan trans, memiliki rasa yang manis. Namun sayang, meski bisa tumbuh di sini, namun tanaman tersebut memiliki ketahanan yang kurang.

‘’Karena itulah dilakukan grafting untuk menghasilkan tanaman anggur yang akarnya kuat, pertumbuhannya cepat dan rasa buahnya manis,’’ tandas Johan. (Lilis Sri Handayani)

sumber : https://matapantura.republika.co.id/posts/146037/lansia-berdaya-dengan-grafting-anggur
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement