Rabu 25 May 2022 15:31 WIB

Apjasi Ajak Pemangku Kepentingan Keamanan Waspadai Potensi Ancaman

Jelang KTT-G20, Apjasi ajak ciptakan kondisi aman di lingkungan kerja. 

Asosiasi Pengguna Jasa Sekuriti Indonesia (Apjasi) menggelar Halal Bihalal dan Talkshow Sekuriti di Jakarta, Rabu (25/5).
Foto: Dok Apjasi
Asosiasi Pengguna Jasa Sekuriti Indonesia (Apjasi) menggelar Halal Bihalal dan Talkshow Sekuriti di Jakarta, Rabu (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama dua tahun. Beragam tantangan dan hambatan telah dilalui bangsa ini. Salah satunya tantangan dalam masalah keamanan, terutama keamanan di lingkungan kerja. Hingga saat ini kondisi keamanan masih aman dan terkendali. 

Menyikapi terkait kondisi keamanan ini, Asosiasi Pengguna Jasa Sekuriti Indonesia (Apjasi) menggelar Halal Bihalal dan Talkshow Sekuriti di Hotel JS Luwansa Kuningan Jakarta, pada Rabu (25/5).   Acara talkshow tersebut  menghadirkan narasumber berkompeten. 

Di antaranya adalah Dirbinpotmas Baharkam Polri, Brigjen Pol Edy Murboyo, SIK  Msi;  pengamat sosial Dra  Sulastri Msi;  dan Sekretaris Jendral Apjasi Subkhan, ST  MPSDA  IPM. Acara dipandu moderator Dr Chico Adhibaskara Ekananda Hindarto  SE  MBA. 

“Kondisi keamanan yang aman ini jangan sampai membuat kita terlena. Sebab, potensi ancaman gangguan keamanan sangat dinamis serta beragam dan setiap waktu patut diwaspadai bersama,” kata   Ketua Umum Apjasi  Leonard Abdul Aziz, dalam sambutannya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Eabu (25/5). 

 

Leo menambahkan, setelah melalui pandemi Covid-19, dunia mulai memasuki lanskap tatanan geopolitik dunia baru.  Dalam hal ini,  setiap negara akan mempertahankan kedaulatannya dalam perspektif persaingan dominasi terkait distribusi energi, teknologi informasi, teknologi energi terbarukan, jaringan logistik hingga skema keuangan baru dalam platform digital currency. 

“Tarik-menarik kepentingan global tersebut akan berpengaruh pada stabilitas keamanan di setiap negara. Diawali dengan perang dagang AS-Cina, krisis Rusia-Ukrainia, hingga isu laten di Timur Tengah dan Asia Timur dan Asia Selatan, akan berdampak luas terhadap stabilitas keamanan Kawasan dan Nasional,” jelasnya. 

Begitu juga kaitannya dengan perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dengan melakukan manajemen rantai pasokan secara optimal dan baik. Perusahaan menghasilkan kinerja yang lebih baik dari pesaing karena manajemen rantai pasokan mampu meminimalisir keseluruhan biaya untuk memenuhi dan melayani kebutuhan konsumen. 

“Untuk memastikan agar proses pasokan produk atau jasa berjalan dengan lancar, setiap perusahaan melakukan pengelolaan risiko atas potensi gangguan yang mungkin terjadi,” jelasnya.  

Menurut Leo, kondisi yang semakin tidak menentu akhir-akhir ini seharusnya membuat perusahaan untuk lebih peduli pada risiko akibat ketidakpastian dan potensi gangguan yang sulit diperkirakan, seperti pandemi, perang, aksi teror, sabotase tindak kejahatan atau serangan siber. 

 “Kami dari Apjasi  mengajak seluruh pemangku kepentingan keamanan di Indonesia untuk sama-sama mewaspadai potensi ancaman tersebut. Beragam ancaman seperti cybercrime, terorisme, konflik sosial, sabotase rantai pasokan, separatisme, penyebaran ujaran-ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah bangsa hingga kejahatan konvensional perlu kita antisipasi Bersama,” jelasnya. 

Apjasi  juga mengajak setiap perusahaan mulai menjadikan aspek keamanan menjadi bagian dari proses bisnis untuk memastikan keberlangsungan usaha, melalui implementasi standar  sistem keamanan secara konsisten, pengendalian risiko, peningkatan kompetensi personel pengamanan melalui beragam pendidikan dan pelatihan keamanan, penyiapan sarana prasarana yang handal dan menjalin kemitraan stategis dengan Polri, TNI, Kementerian Strategis, Lembaga Pendidikan dan Asosiasi. 

Leo menambahkan, dalam waktu dekat Indonesia menjadi Tuan Rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan dihadiri oleh 20 kepala negara dan investor perusahaan dunia.  Untuk itu, salah satu aspek penting yang menjadi pertimbangan investor dalam memutuskan investasi adalah aspek keamanan. “Dan kita sebagai pelaku usaha turut bertanggung jawab untuk memastikan keamanan bisnis dan investasi tersebut,” tegasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement