Selasa 24 May 2022 18:57 WIB

Temui Wapres, REI Sampaikan Perkembangan Program Sejuta Rumah

Pertumbuhan sejuta rumah selama pandemi Covid-19 memang agak melambat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat menerima Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida beserta jajaran pengurus DPP REI lainnya di Kediaman Wapres, Jakarta,  Selasa (24/5/2022).
Foto: BPMI/Setwapres
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat menerima Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida beserta jajaran pengurus DPP REI lainnya di Kediaman Wapres, Jakarta, Selasa (24/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida beserta jajaran pengurus DPP REI lainnya menemui Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Selasa (24/5/2022). Totok mengatakan, DPP REI menyampaikan laporan perkembangan Program Sejuta Rumah yang Presiden Joko Widodo usung, di tengah pandemi Covid-19.

"Program sejuta rumah sedang berjalan dan masih sesuai rencana. Namun, memang pertumbuhannya selama pandemi Covid-19 memang agak melambat," ujar Totok usai menemui Wapres di Kediaman Wapres, Jakarta, Selasa (24/5/2022).

Baca Juga

Totok mengatakan, jika sebelum pandemi, DPP REI menargetkan Program Sejuta Rumah khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di angka 300 ribu. Tetapi karena pandemi, DPP REI menurunkan target menjadi 200 ribu.

"Sampai dengan yang tahun ini kita sudah mencapai ke 150 ribu jadi target 200 ribu dalam satu dua bulan ini akan terselesaikan," ujar Totok.

Totok pun mengharapkan ada penambahan target sejuta rumah dari pemerintah, khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, Totok mengungkap, program baru perumahan yaitu Rent to Own terhadap para pekerja yakni menyewa untuk memiliki kemudian.

Program ini dimaksudkan untuk mendekatkan lokasi perumahan karyawan dengan industri atau kantornya. "Sehingga  karyawan atau buruh yang ada lebih efektif dan efisien," kata Totok

Tak hanya itu, Totok mengatakan, REI juga menyampaikan masalah perbankan syariah terkait properti kepada Wapres Ma’ruf. Ia menyebut perbankan syariah, yang selama ini sudah berjalan, ada rencana untuk menggabungkan unit usaha syariah di bank tabungan negara (BTN) ke BSI.

"Kami sudah menyampaikan kendala-kendala yang ada. Dari Bapak Wapres akan menyampaikan di dalam tim termasuk Kementerian BUMN, kematangan dan kesiapan dari BSI untuk penggabungan unit syariah BTN supaya tidak stagnan dalam pengadaan perumahan, khususnya melalui perbankan syariah sehingga bisa maksimal dan bisa bejalan stabil terhadap perekonomian Indonesia," kata Totok menguraikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement