Senin 23 May 2022 16:40 WIB

Warga Pontianak Olah Daun Kelor Jadi Bahan Makanan Balita

Daun kelor iambil daunnya, diseduh dan diolah misalnya menjadi bubur atau agar-agar.

Seorang warga menunjukkan daun kelor yang baru saja dipanen (ilustrasi)
Foto: ANTARAFOTO/BASRI MARZUKI
Seorang warga menunjukkan daun kelor yang baru saja dipanen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pontianak (ANTARA) - Warga Kelurahan Pal Lima, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengolah daun kelor menjadi bahan makanan bagi balita dalam menekan angka stuntingdi daerah itu. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak Multi Juto Bhatarendro di Pontianak, Senin (23/5/2022), mengatakan warga kelurahan itu mempunyai inovasi untuk menurunkan stunting lewat pengolahan daun kelor menjadi bahan makanan untuk diberikan kepada anak-anak.

Bahkan, kata dia, cara tersebut mampu menurunkan angka stunting secara drastis hingga 50 persen dalam kurun waktu satu tahun di kelurahan itu. Pada 2020, angka stunting di Kelurahan Pal Lima tercatat sebesar 14 persen. Kemudian pada 2021 berhasil ditekan menjadi tujuh persen.

Baca Juga

"Daun kelor ini cepat tumbuhnya, tinggal diambil daunnya diseduh dan diolah misalnya menjadi bubur atau agar-agar sebagai asupan makanan bagi anak-anak," ungkapnya.

Dia mengatakan daun kelor mempunyai kandungan mineral dan vitamin. Bahkan kalium yang ada pada daun kelor disebutnya tujuh kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan buah pisang. Oleh sebab itu, inovasi yang dilakukan warga Kelurahan Pal Lima dinilainya tepat dalam rangka menurunkan angka stunting. Apalagi daun kelor mudah didapat dan ditanam oleh masyarakat.

"Inovasi ini berawal dari salah satu RW di Kelurahan Pal Lima, Kecamatan Pontianak Barat memunculkan inovasi yang mana setiap rumah menanam daun kelor," ujarnya.

Daun kelor yang diolah menjadi bahan makanan diyakini mampu menurunkan angka stunting di kelurahan tersebut karena kandungan gizi yang terdapat di dalamnya. Hal ini dinilainya sebagai salah satu pendekatan yang bisa dilakukan untuk percepatan penurunan stunting dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar.

Meskipun demikian, katanya, memang masih banyak faktor lain yang juga bisa mempercepat penurunan stunting. "Namun yang terpenting memang harus diperhatikan yakni asupan gizi bagi ibu hamil dan bayi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement