Senin 23 May 2022 16:30 WIB

Azerbaijan dan Armenia Sepakat Bahas Perjanjian Damai

Azerbaijan dan Armenia sepakat memajukan diskusi tentang perjanjian damai

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Tank Azerbaijan diparkir setelah pengalihan wilayah Kalbajar ke kendali Azerbaijan, sebagai bagian dari kesepakatan damai yang mengharuskan pasukan Armenia untuk menyerahkan wilayah Azerbaijan yang mereka kuasai di luar Nagorno-Karabakh, di Kalbajar, Azerbaijan, Rabu, 2 Desember 2020.
Foto: AP/Emrah Gurel
Tank Azerbaijan diparkir setelah pengalihan wilayah Kalbajar ke kendali Azerbaijan, sebagai bagian dari kesepakatan damai yang mengharuskan pasukan Armenia untuk menyerahkan wilayah Azerbaijan yang mereka kuasai di luar Nagorno-Karabakh, di Kalbajar, Azerbaijan, Rabu, 2 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Para pemimpin Azerbaijan dan Armenia telah melakukan pertemuan di Brussels, Belgia, Ahad (22/5/2022). Dari pertemuan yang dimediasi Uni Eropa itu, kedua belah pihak sepakat memajukan diskusi tentang perjanjian damai, termasuk tentang wilayah Nagorno-Karabakh yang dipersengketakan.

“Para pemimpin sepakat memajukan diskusi tentang perjanjian damai masa depan yang mengatur hubungan antar-negara antara Armenia dan Azerbaijan,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam sebuah pernyataan.

Menurut Michel, proses diskusi bakal dimulai dalam beberapa pekan mendatang. Sementara dalam waktu dekat, akan ada pertemuan Komisi Perbatasan. Nantinya pertemuan tersebut membahas masalah delimitasi perbatasan dan cara terbaik memastikan situasi stabil.

Para pemimpin Armenia dan Azerbaijan juga sepakat mencabut blokade jaringan transportasi. Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengungkapkan saat ini pemerintahannya sedang mempersiapkan diri mengikuti proses negosiasi normalisasi hubungan dengan Azerbaijan, di dalamnya termasuk menyelesaikan konflik Nagorno Karabakh.

Sementara Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev berharap proses penyusunan perjanjian damai antara negaranya dan Armenia bisa dipercepat. Menurut Charles Michel, Aliyev dan Pashinyan dijadwalkan bertemu pada Juli atau Agustus mendatang.

Armenia dan Azerbaijan telah terlibat perselisihan selama puluhan tahun. Pemicu utamanya adalah Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang terletak di dalam Azerbaijan, tapi berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia. Pada 2020 lalu, kedua negara terlibat pertempuran di wilayah tersebut.

Konfrontasi berlangsung selama enam pekan dan memakan korban lebih dari 6.500 jiwa. Rusia menjadi pihak yang berhasil mendorong kedua negara menyepakati gencatan senjata.  Berdasarkan perjanjian, 2.000 tentara penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah tersebut.

Azerbaijan memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan. Hal itu karena Armenia setuju menyerahkan beberapa bagian wilayah di Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement