Sabtu 21 May 2022 18:57 WIB

Pemuda Lintas Agama Dukung Percepatan Pembangunan Papua

Percepatan pembangunan Papua dengan mempersiapkan pemuda.

Pemuda Lintas Agama Dukung Percepatan Pembangunan Papua
Foto: Dok Republika
Pemuda Lintas Agama Dukung Percepatan Pembangunan Papua

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda LIRA Provinsi Papua melaksanakan Diskusi Panel dengan mengusung tema Percepatan pembangunan Papua dalam perspektif pemuda lintas agama. Diskusi yang  bertepatan dengan hari kebangkitan nasional 20 mei 2022 ini menghadirkan pemateri dan peserta dari berbagai dedominasi agama.

Kegiatan ini dibuka langsung ketua DPW Pemuda LIRA Provinsi Papua, Steve Rick Elson Mara, S.H., M.Han didampingi Sekwil Martinus Ruamba, M.Pd, Bendahara Pdt. Desi Daimboa, Wakil Ketua I Yoksan Ballan S.H, Ketua LIRA Kota Jayapura Jupiter Kafiar, S,Ked dan Ketua LIRA Biak Numfor Everest Fonataba.

Baca Juga

Pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan ini adalah Pdt. Hiskia Rollo Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP), Romo Pandita Arya Dharmmo Aan, Dr. Eko Siswanto, Drs. T.H. Pasaribu, M.Si Sekertaris FKUB Prov. Papua. Peserta yang diundang dalam kegiatan ini berasal dari BEM Kampus agamawi STT I.S Kijne, STFT Fajar Timur, Univ. UOG dan Yapis Papua, serta OKP Agamawi GMKI, PMKRI, HMI, PMII, Pemuda Dedominasi Gereja di Provinsi Papua.

Percepatan pembangunan Papua menjadi hal yang menarik dibahas oleh pemuda lintas agama, Pdt. Hiskia Rollo menyampaikan semenjak zaman integrasi orang Papua sudah hidup berdampingan dengan masyarakat nusantara.

"Percepatan pembangunan Papua saat itu dilakukan dengan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan Papua. Pembangunan dalam sumber daya manusia dipersiapkan sesuai dengan juruan, seperti halnya yang ingin menjadi pendeta langsung dipersiapkan sekolah teologi," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekertaris FKUB Kota Jayapura T.H. Pasaribu bahwa Pemuda semenjak zaman dahulu adalah harapan bangsa yang harus dipersiapkan secara matang oleh pemerintah tetapi juga oleh lembaga-lembaga agama. T.H. Pasaribu juga mengingatkan kepada generasi lintas agama Provinsi Papua bahwa cita-cita dan tekad saja tidak cukup untuk mempersiapkan masa depan Papua, tetapi perlu aksi nyata yang ditunjukan melalui sikap dan mental.

Beberapa hal penting yang menjadi catatan penting dari T.H Pasaribu yang pernah menjadi Sekda Kota Jayapura selama enam tahun adalah saat ini banyak kelompok provokator yang mencoba merusak persatuan dan kesatuan, munculnya organisasi radikal yang menggunakan agama sebagai kendaraan untuk menghalalkan kegiatan jahat kelompok tersebut. Hal lain yang harus menjadi perhatian pemerintah untuk menjaga masa depan Papua adalah peredaran minuman keras, narkoba, dan HIV AIDS.

Romo Pandita Arya ikut menyuarakan bahwa di dalam percepatan pembangunan Papua melalui Otonomi Khusus dan Daerah Otonomi Baru  harus diterima dahulu, dalam ajaran Budha disebutkan bahwa ada Derita yang harus diterima agar kita dapat mengetahui kebenaran dari derita tersebut. Apakah derita tersebut membawa dampak baik ataukan buruk untuk masyarakat Papua. Setelah masyarakat Papua mengetahui kebenaran dari derita tersebut barulah kita akan mencari solusi.

Romo menambahkan bahwa Papua merupakan daerah yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia, daerah lain di Indonesia adalah daerah dataran namun di Papua banyak daerah perbukitan dan gunung yang juga menunjukan bahwa di Papua ada banyak tantanagan. Namun tantangan yang ada di Papua ini harus dilihat sebagai sebuah karma sebab akibat untuk mendapatkan masa depan Papua yang lebih baik. Romo menutup materinya dengan menyampaikan Papua ini seperti durian, diluar terlihat berduri dan kasar namun didalam sangat lembut dan manis.

Perwakilan dari tokoh Islam, Dr. Eko Siswanto turut menyampaikan bahwa Daerah Otonomi Baru turut menjadi modal dasar yang baik untuk masa depan Papua. Namun tentunya dengan terbentuknya Provinsi baru harus disesuaikan dengan  penyiapan terhadap Human Resources atau sumber daya manusia dan Natural Resources atau sumber daya alam.

Pemuda diharapkan dapat mempersiapkan diri sesuai dengan kompetensi untuk pembangunan nasional Indonesia. dengan harapan DPW Pemuda LIRA Papua kembali melakukan kegiatan yang sama untuk merangkum anak muda Papua bukan hanya dari agama tetapi dari OKP nasionalis lainnya untuk memetakan variabel apa yang harus dipersiapakan untuk masa depan Papua.

Dr. Eko Siswanto juga memberikan beberapa strategi yaitu pemuda perlu mempersiapkan diri melalui pendidikan, pemuda juga harus mengantisipasi moralitas kita agar memilki budipekerti yang baik, dengan tujuan utama kita adalah menjaga kebersaman dan memiliki paradigma inklusif terbuka untuk menghadapi berbagai perbedaan yang ada. Pemuda juga dituntut untuk memiliki satu persesi dengan satu tujuan yang sama yaitu kesejahteraan dan kedamaian.

Dalam sesi saran dan masukan, Seksi PAM Klasis Port Numbay  turut menyampaikan gagasanya untuk percepatan pembangunan Papua melalui pembangunan mental pemuda dan juga keterliban agama dalam memberikan rekomendasi bagi anak muda untuk mencari pekerjaan. Serta perwakilan Pemuda Baptis dan Pantekosta menharapkan perlu adanya ikatan generasi muda seperti FKUB untuk mengikat pemuda lintas agama di Indonesia.

 

  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement