Sabtu 21 May 2022 14:20 WIB

Buku Karya Viryan Azis Sebelum Meninggal Coba Menjawab Asal-usul Lahirnya KPU

Buku Asal-Usul Manajemen Pemilu Indonesia jadi karya abadi dan amal jariyah almarhum.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agus raharjo
Mantan komisioner KPU RI Viryan Azis semasa hidup saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (5/3).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Mantan komisioner KPU RI Viryan Azis semasa hidup saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak lama selepas masa jabatannya berakhir, Viryan Azis meluncurkan buku berjudul Asal-Usul Manajemen Pemilu Indonesia pada 18 April 2022. Dalam bukunya itu, anggota Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) periode 2017-2022 ini menjawab berbagai pertanyaan. Antara lain bermula dari tanggal lahirnya penyelenggara pemilu sampai asal-usul penyelenggaraan pemilu Indonesia maupun pemilu lokal di daerah.

"Buku yang ditulis oleh Mas Viryan ini coba menjawab pertanyaan sederhana, yaitu kapan hari lahir KPU sebagai penyelenggara pemilu. Pertanyaan ini penting karena keberadaan KPU terutama kapan KPU dibentuk atau dilahirkan, belum mendapatkan jawaban yang memuaskan dari kajian yang selama ini sudah ada," ujar Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari, Sabtu (21/5/2022).

Baca Juga

Menurut Hasyim, pertanyaan yang semula terkesan sederhana tersebut justru panjang urusannya karena memunculkan rangkaian pertanyaan berikutnya. Jawaban terhadap rangkaian pertanyaan lanjutan itu juga bukan masalah mudah, melainkan semakin rumit jawabannya.

Hasyim menuturkan, setidaknya rangkaian pertanyaan itu adalah sebagai berikut. Pertama, yang dimaksud itu KPU sebagai lembaga penyelenggara yang bernama KPU atau lembaga penyelenggara pemilu apa pun namanya itu.

Kedua, apabila yang dimaksud KPU adalah penyelenggara pemilu yang bernama KPU, ternyata juga mengundang pertanyaan lanjutan. KPU yang dimaksud apakah sebagaimana praktik ketatanegaraan dalam Pemilu 1999 yang komposisi anggotanya terdiri dari wakil pemerintah dan wakil partai politik peserta pemilu atau KPU dengan karakter mandiri sebagaimana dalam konstruksi hukum Pasal 22E UUD 1945 hasil amandemen.

Dalam menjawab pertanyaan pertama, mau tidak mau Viryan harus membuka dan menjelajah kembali naskah-naskah sejarah dan dokumen hukum. Karena dari situ dapat ditemukan penjelasan dan jawaban yang relatif jelas.

Sementara, untuk menjawab pertanyaan kedua, Viryan menjelaskan kerangka teori tentang model-model karakter penyelenggara pemilu (electoral management bodies). Dengan begitu, akan ditemukan jawaban yang pas tentang hari lahir KPU jenis yang mana.

Menurut Hasyim, buku Asal-Usul Manajemen Pemilu Indonesia menghadirkan aneka jawaban terhadap rangkaian pertanyaan yang bermula dari pertanyaan sederhana, yaitu kapan hari lahir KPU? Dia mengatakan, tentu jawaban dapat beraneka ragam, tergantung pertanyaan mana yang akan dijawab.

"Kita beruntung dapat menelusuri rangkaian pertanyaan dan jawaban seputar hari lahir KPU, karena ketekunan Mas Viryan dalam menulis buku ini. Bagi saya buku ini wajib dibaca oleh para penyelenggara pemilu dan para peminat kajian pemilu Indonesia," kata Hasyim.

Di sisi lain, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Nurlia Dian Paramita menyebut buku Asal-Usul Manajemen Pemilu Indonesia sebagai bagian dari ensiklopedia pemilu yang memberikan pengetahuan tentang sejarah pelaksanaan dan manajemen pemilu. Dia berdoa agar buku ini menjadi karya abadi bagi almarhum Viryan Azis.

"Saya pikir yang ditulis Bang Viryan ini luar biasa karena mampu mengompilasikam dengan sangat detail dan rigid. Semoga buku ini menjadi karya abadi dan amal jariyah bagi almarhum," kata Mita.

Dia mengatakan, Pemilu Gotong Royong menjadi ciri khas yang dibangun dari semangat bersama yang bersandarkan keikhlasan dalam membangun demokrasi ala Indonesia. Di mana saat itu tidak ada politik uang, tidak ada manipulasi suara, dan tidak ada yang protes karena tidak siap kalah.

Viryan Azis meninggal dunia pada Sabtu (21/5/2022) sekitar pukul 01.40 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta. Jenazahnya akan dimakamkan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement