Sabtu 21 May 2022 06:12 WIB

Mengatasi Was-Was Soal Kesucian Telur Ayam

Sebagian orang ada yang mengalami was-was prihal suci atau najis telur ayam.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
telur ayam.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
telur ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang ada yang mengalami was-was prihal membeli masakan dari telur ayam. Mereka was-was bila membeli masakan dari telur ayam. Mereka khawatir pedagangnya tidak mencuci cangkang telur terlebih dahulu sehingga masakan dari telur ayam bisa berpotensi terkena najis atau telur bercampur dengan kotoran ayam yang menempel di cangkang telur.

Bahkan yang lebih ekstrim, ada yang was-was dan mempertanyakan apakah telur ayam itu suci atau najis. Jika kasus ini juga terjadi pada Anda, apa yang sebaiknya dilakukan agar tidak was-was dalam mengkonsumsi telur ayam terutama masakan dari telur ayam yang dijual orang lain?

Baca Juga

Dalam kajian program tanya jawab yang disiarkan Al-Bahjah TV beberapa hari lalu, Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al Bahjah, KH  Yahya Zainul Ma'arif atau yang lebih akrab disapa Buya Yahya mengatakan bagi orang yang memiliki was-was tentang kesucian telur, najis atau tidak, maka Buya Yahya menyarankan agar orang tersebut mengikuti mazhab Imam Malik. 

Dalam Mazhab Imam Malik memudahkan seseorang bisa mengatasi was-wasnya sehingga dapat mengkonsumsi telur tanpa ragu lagi tentang status kesuciannya. Buya Yahya mengatakan dalam mazhab Imam Malik dijelaskan bahwa semua kotoran dari binatang yang halal dimakan adalah tidak najis.

Kendari demikian, Buya Yahya mengatakan hal ini hanya disarankannya bagi orang-orang yang betul-betul mengalami was-was. Sebab tak sedikit orang yang memang merasa was-was prihal status kesucian telur. Terlebih bila masakan telur itu dibeli dari pedagang. 

"Jadi telur tidak usah Anda pikirkan, karena tidak ada telur kecuali keluar dari ayam. Ayam halal dimakan. Maka kotoran ayam dalam mazhab Imam Malik, karena ayamnya halal dimakan, binatang yang halal dimakan maka kotorannya pun tidak najis. Tapi Anda tidak boleh mengentengkan, ini mazhab Imam Malik spesial untuk orang yang punya masalah was-was. Yang sehat seperti yang lainnya tidak usah. Kecuali sudah mulai kena was-was. Kalau sudah kena was-was, berpegang pada mazhabnya Imam Malik, serius, yakin, ngga usah ragu-ragu lagi. Imam Malik orang besar, gurunya Imam Syafi'i," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement