Kamis 19 May 2022 06:16 WIB

Militer Israel Perluas Target di Jalur Gaza

Saat ini militer Israel dalam persiapan untuk kemungkinan serangan baru.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Asap mengepul dari sebuah rumah selama operasi militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat, Jumat, 13 Mei 2022. Divisi Intelijen Militer Israel atau Aman, telah memperluas jumlah situs yang menjadi target di Jalur Gaza hingga 400 persen.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Asap mengepul dari sebuah rumah selama operasi militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat, Jumat, 13 Mei 2022. Divisi Intelijen Militer Israel atau Aman, telah memperluas jumlah situs yang menjadi target di Jalur Gaza hingga 400 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Divisi Intelijen Militer Israel atau Aman, telah memperluas jumlah situs yang menjadi target di Jalur Gaza hingga 400 persen. Menurut surat kabar Haaretz, tentara Israel telah berusaha untuk memperluas "bank target" di Jalur Gaza. 

Perluasan dilakukan sejak serangan militer Israel di Gaza pada Mei tahun lalu. Saat ini militer Israel dalam persiapan untuk kemungkinan serangan baru.

Baca Juga

Pejabat keamanan di Aman meyakini bahwa, target yang telah mereka tetapkan bukan menjadi target esensial. Sebagian besar "bank target" tersebut bukan target profil tinggi. Militer Israel menargetkan kelompok militan Hamas di Gaza. Selama dua tahun terakhir, Israel telah membom ratusan situs Hamas.

Saat ini, Israel percaya bahwa Hamas tidak tertarik pada eskalasi di Gaza. Tetapi memusatkan fokus pada kegiatan di wilayah pendudukan Tepi Barat. Oleh karena itu, militer Israel terus mengerahkan pasukan di daerah itu.

"Kelompok itu (Hamas) telah mencapai keberhasilan yang relatif terbatas," klaim tentara Israel, dilansir Middle East Monitor, Kamis (19/5/2022).

Dalam isu terkait, pejabat keamanan Israel telah menyimpulkan bahwa, para pelaku serangan baru-baru ini di Israel beroperasi secara independen tanpa menerima arahan dari faksi-faksi Palestina. Penilaian intelijen mengatakan, serangan itu dipicu oleh ketegangan di Masjid Al-Aqsa. Selain itu, sebagian besar pelaku berusaha untuk membalas kematian seorang kerabat atau memiliki masalah pribadi. Tentara Israel mengklaim  pemuda Palestina cenderung mengidentifikasi dengan narasi agama ketimbang narasi nasional.

Sejak akhir Maret, tentara Israel telah meluncurkan kampanye di Tepi Barat yang dijuluki "pecahkan ombak".  Ini termasuk kampanye penangkapan besar-besaran, dan menargetkan sekitar 350 warga Palestina yang dicurigai terlibat dalam kegiatan terorisme dan hasutan. Sejak awal tahun, hampir 900 warga Palestina telah ditangkap oleh pasukan Israel. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement