Rabu 18 May 2022 15:57 WIB

Tiga Langkah Strategis Mentan Tangani PMK

PMK masuk dalam kategori penyakit hewan yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Peternak memberikan minuman jamu tradisional kepada sapi peliharaan di Peternakan Berkah Super Pedet (BSP) Farm, Desa Ciharalang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (17/5/2022). Pemberian jamu tradisional berupa telur, gula merah aren, air kelapa muda, dan daun hantap sebagai antibiotik alami yang diberikan kepada hewan ternak setiap dua minggu sekali untuk memperkuat daya tahan tubuh sapi agar tidak terjangkit wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK).
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Peternak memberikan minuman jamu tradisional kepada sapi peliharaan di Peternakan Berkah Super Pedet (BSP) Farm, Desa Ciharalang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (17/5/2022). Pemberian jamu tradisional berupa telur, gula merah aren, air kelapa muda, dan daun hantap sebagai antibiotik alami yang diberikan kepada hewan ternak setiap dua minggu sekali untuk memperkuat daya tahan tubuh sapi agar tidak terjangkit wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo optimistis penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dapat dikendalikan secara cepat. Menurutnya, penyakit PMK bisa disembuhkan melalui tiga langkah strategis.

Pertama, pihaknya mengajak untuk menerapkan strategi intelektual sebagai langkah percepatan, kedua menerapkan strategi manajemen sebagai langkah penguatan dan ketiga adalah strategi perilaku sebagai langkah bersama dalam menghilangkan PMK.

Baca Juga

"Jadi sebenarnya PMK ini dapat disembukan dan tidak menular ke manusia, tetapi kita harus waspada dan terus bekerja. Yang terpenting tidak boleh membangun kepanikan karena itu sangat berbahaya," kata Syahrul di Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Ia mengatakan, berdasarkan hasil penelitian dan penelusuran selama ini, penyakit PMK masuk dalam kategori penyakit hewan yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Sebab kata dia, seluruh bagian daging pada hewan yang positif PMK dapat dimakan melalui prosedur yang telah ditetapkan.

"Sekali lagi PMK dapat disembuhkan dan tidak berbahaya dikonsumsi manusia. Kedua, jajaran Kementan bersama 16 daerah yang terkontaminasi PMK menyatakan siap menghadapi idul kurban dan  meski ada  PMK, pasokan sapi yang ada tidak bersoal," ucapnya.

Disisi lain, Kementan juga telah membangun posko pengaduan dan crisis center PMK. Masyarakat yang memiliki hewan dengan gejala PMK dapat menghubungi nomor 081286345622. Posko darurat tanggap darurat ini dikelola langsung Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan.

"Oleh karena itu jajaran Kementan siaga 1 dan lintas sektor dibawah jajaran Dirjen terus bekerja. Alhamdulillah skarang tren penyebarannya sudah menurun," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement