Selasa 17 May 2022 18:09 WIB

Koalisi Indonesia Bersatu Tepis Tanggapan Bakal Cepat Bubar

Kelanggengan Koalisi Indonesia Bersatu disebut bergantung pada Golkar.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Koalisi Indonesia Bersatu
Foto: infografis republika
Koalisi Indonesia Bersatu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Lodewijk F Paulus, menepis tuduhan sejumlah pihak yang menganggap Koalisi Indonesia Bersatu  (KIB) bakal bubar sebelum pilpres. Anggapan tersebut muncul menyusul adanya persoalan di internal Partai Golkar.

"Bukan itu masalahnya. Internal Golkar tidak ada (masalah). Saya sekjen lho, kalau dibilang Airlangga ada munaslub, munaslub, itu nggak ada. Nggak ada itu," kata Lodewijk, di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (17/5/2022).

Baca Juga

Lodewijk mengatakan pembentukan KIB dilakukan secara serius. Pertemuan tiga ketua umum parpol tersebut baru pertemuan awal.

"Sebelumnya kan sudah ada silaturahmi-silaturahmi. Kemudian kemarin para ketum itu sudah kumpul, sudah mulai berbicara. Itu kesepakatan awal, nanti kita lihat lah," ujarnya.

 

Sementara itu Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Mardiono, menilai koalisi tiga partai yang tergabung dalam KIB tidak akan mudah goyah. Ia mengatakan dalam sejarahnya ketiga partai tersebut tidak pernah berseteru baik di akar rumput maupun di tingkat elit.

Kemudian ia meyakini ketiga partai tersebut membangun koalisi berlandaskan itikad moral dalam rangka membangun bangsa ke depan. "Saya yakini ketiga partai ini yang berkoalisi di Indonesia bersatu ini insya Allah tak akan tergoyahkan oleh ya gangguan-gangguan yang nanti akan memperlemah dari koalisi ini, insya allah nggak, insya Allah saya yakin nggak," ucap Mardiono saat dihubungi Republika.

Sebelumnya sejumlah pihak memprediksi koalisi tersebut tidak bertahan lama. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai kelanggengan koalisi Indonesia Bersatu sangat bergantung dengan Partai Golkar. "Kelanggengan koalisi mereka bergantung pada Golkar, jika tidak ada sengketa soal tokoh yang akan diusung, dan semua solid memgarah pada Airlangga, maka bisa berjalan," kata Dedi Jumat (13/5/2022).

Sebaliknya, jika kemudian internal Golkar sendiri tidak solid, maka ada peluang koalisi tersebut selesai di tengah jalan. Terlebih, Golkar berada dalam ancaman konsistensi di internalnya.

"Munaslub itu yang saya sebut ancaman konsistensi internal Golkar, jika munaslub tidak terselenggara, dan Golkar tetap solid, maka akan berdampak pada koalisi, tetapi jika Airlangga gagal pertahankan kepemimpinan di Golkar, peluang koalisi pecah itu terbuka," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement