Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Nirkomentar di Media Sosial, Tak Usah Dipusingkan

Gaya Hidup | Sunday, 15 May 2022, 20:48 WIB

Pernahkah Anda menulis status di akun meso (media sosial) seperti Facebook, lalu nirkomentar? Apakah Anda termasuk yang bernasib nihil stiker atau ikon: jempol, senyum ketika Anda mengunggah sebuah ungkapan: apa pun bentuknya di Twitter atau grup WhatsApp?

Jika Anda baper, Anda tergolong manusia yang sangat sehat dan normal jiwa raga. Ini disebabkan, seluruh jiwa raga Anda bekerja secara lebih sehat dan lagi-lagi normal, walaupun sebenarnya Anda sebenarnya dicuekin saat mengemukakan ide di akun tersebut. Ada pula yang hanya mengintip. Sia-siakah yang Anda tuliskan?

sumber foto: DSS.art

Tidak! Asalkan, yang Anda tuliskan bukan informasi berbau Sarappp. Ah, yang saya maksudkan Sarappp adalah patokan normatif perkomunikasian di dunia media sosial: Suku, Ras, Antargolongan, Propaganda, Politik, dan Pornografi.

Tetap Bermanfaat

Menurut Rizki Gunawan (2022) pengguna internet di Tanah Air menunjukkan perkembangan signifikan. Data yang dipublikasi oleh APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) menyebut, penetrasi pengguna internet di Indonesia sebagian besar adalah mereka yang berusia 15 sampai 19 tahun, yakni 91%. Sementara itu, 88,5% pengguna internet lainnya memiliki rentang usia 20-24 tahun. Salah satu platform yang paling banyak digunakan dan dibuka masyarakat adalah media sosial atau medsos. Di Indonesia sendiri, ada beberapa medsos yang sangat familiar dan banyak digunakan, seperti Twitter, Instagram dan YouTube. Perkembangan media sosial yang semakin masif menuntut siapa saja untuk bisa cerdas membuat konten menarik.

Menulis dengan santun di akun media sosial merupakan salah satu ciri cerdas dalam berliterasi digital. Berdasarkan “Buku Kerangka Digital Indonesia”, literasi digital adalah kemampuan menggunakan TIK untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan informasi dengan kecakapan kognitif maupun teknikal. Dari buku Literasi Digital, UNESCO menjelaskan tentang literasi digital yang berhubungan dengan life skills. Kemampuan ini tak hanya melibatkan teknologi saja, tetapi kemampuan untuk belajar, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif untuk kompetensi digital.

Apa pun yang Anda unggah di media sosial, asalkan bermanfaat tentu nyaman. Adapun bila nirkomentar, Anda mesti menyikapinya dari berbagai sisi. Bisa jadi, mereka memang bosan dengan unggahan Anda. Bisa juga unggahan Anda tidak menarik. Bisa pula mereka yang akan berkomentar bingung, maka sekadar mengintip adalah langkah bijak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image