Ahad 15 May 2022 19:35 WIB

Prabowo Dinilai Merapat ke PDIP, Ini Kata Pengamat

Langkah itu dianggap memperlihatkan hasrat Gerindra berkoalisi dengan PDIP di Pemilu.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menanggapi, ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang melakukan kunjungan ke berbagai tokoh politik. Tidak menutup kemungkinan di pemilihan umum presiden (pilpres) 2024 akan terbentuk lebih dari satu koalisi partai politik (parpol).

"Arah bangunan koalisi menyongsong pilpres 2024 tampak beda dengan pilpres 2019. Tak tertutup kemungkinan akan terbangun tiga koalisi parpol pengusung calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres)," kata Siti Zuhro saat dihubungi Republika, Ahad (15/5/2022).

Siti Zuhro melihat, pimpinan PDIP dan Partai Gerindra tampak akrab sejak pascapilpres 2019. Ia memprediksi, koalisi antara kedua partai ini bisa terbangun dengan baik. Selain itu, dia menilai, tampaknya calon kuat dari PDIP adalah Puan Maharani. Sementara dari Partai Gerindra, dia melanjutkan, Prabowo tampak akan menjadi calon kuatnya. 

Terkait calon kuat lainnya di luar Puan dan Probowo, Siti menilai, orang tersebut adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Meskipun bukan kader partai, kata dia, Anies mendapatkan sambutan yang antusias dari berbagai komunitas yang beragam. 

"Anies bisa dipasangkan dengan sosok gubernur perempuan Jawa Timur seperti Khofifah Indar Parawansa atau Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil," ujarnya.

Sementara itu, dia juga melihat Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tampaknya sudah bulat akan mencalonkan diri juga di pilpres 2024. Ia melihat Airlangga tinggal mencari pasangan yang tepat untuk mendongkrak keterpilihannya.

Sebelumnya, Prabowo melakukan safari dengan menemui sejumlah tokoh politik di momen Idul Fitri 1443 Hijriah/Lebaran 2022. Langkah ini dianggap memperlihatkan hasrat Gerindra berkoalisi dengan PDIP di Pemilu 2024. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement