Jumat 15 Apr 2022 14:15 WIB

Buah Kesabaran, Mainizar Dapat Bantuan Program Semata Wali Kota Padang

Mainizar mengaku terharu dan sangat bahagia menerima bantuan dari program Semata.

Menyandang status janda dan tinggal bertahun-tahun di gubuk reot bersama dua anaknya, tak membuat Mainizar (51 tahun) menyerah dalam menapaki pahitnya kehidupan. Berkat doa dan kesabaran, ia akhirnya masuk dalam salah satu penerima program Semalam di Palanta (Semata) yang diprakarsai Wali Kota Padang, Hendri Septa.
Foto: Pemkot Padang
Menyandang status janda dan tinggal bertahun-tahun di gubuk reot bersama dua anaknya, tak membuat Mainizar (51 tahun) menyerah dalam menapaki pahitnya kehidupan. Berkat doa dan kesabaran, ia akhirnya masuk dalam salah satu penerima program Semalam di Palanta (Semata) yang diprakarsai Wali Kota Padang, Hendri Septa.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menyandang status janda dan tinggal bertahun-tahun di gubuk reot bersama dua anaknya, tak membuat Mainizar (51 tahun) menyerah dalam menapaki pahitnya kehidupan. Berkat doa dan kesabaran, ia akhirnya masuk dalam salah satu penerima program Semalam di Palanta (Semata) yang diprakarsai Wali Kota Padang, Hendri Septa.

"Alhamdulillah hari ini kita kembali melanjutkan program Semata jilid dua bagi keluarga keenam di Ramadhan 1443 Hijriah. InsyaAllah bekerja sama dengan Baznas Padang, kita akan bedah rumah Ibu Mainizar agar lebih layak huni," kata Wali Kota Padang, didampingi Ketua TP-PKK Padang Genny Putrinda, seperti dikutip dari siaran persnya.

Setelah dikunjungi dan dilihat kondisi rumahnya, Mainizar dan dua anaknya diajak ke kediaman resmi Wali Kota Hendri. Setiba di Palanta, Mainizar dan keluarga diajak berbuka puasa bersama dan bermalam selama sehari. Setelah itu, rumahnya akan dibedah menjadi lebih layak huni.

"Melalui program Semata, kita memberikan kebahagiaan kepada keluarga kurang mampu. Ini sesuai sabda Nabi Muhammad SAW," ujar Hendri.

Saat ditemui, Mainizar mengaku terharu dan sangat bahagia menerima bantuan dari program Semata. Ia merasa seperti mimpi dan tak bisa berkata-kata selain bersyukur.

Mainizar sehari-hari kesulitan mengidupi kedua anaknya. Janda yang ditinggal meninggal suaminya ini mengaku tak memiliki penghasilan tetap.

"Atap rumah kami sudah banyak bocor dan saat hujan kami kebasahan. Saat panas kami juga kepanasan di dalam rumah. Saya selalu meminta anak-anak berdoa sama Allah SWT. Alhamdulillah doa kami terwujud di Ramadhan ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement