Sabtu 14 May 2022 18:16 WIB

Saat Cinta Laura Kiehl Bicara Indonesia Emas 2045

Semangat mewujudkan Indonesia Emas 2045 harus terus digelorakan oleh generasi muda.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Cinta Laura
Foto: Republika/MG ROL 25
Cinta Laura

REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Peluang bangsa Indonesia untuk mewujudkan ‘Indonesia Emas 2045’ atau negara Indonesia yang maju, berdaulat, adil dan makmur pada tahun 2045 masih sangat terbuka. Namun bangsa Indonesia juga harus mampu menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan, yang dapat membuat jalan menuju Indonesia Emas menjadi terjal.

Tokoh muda yang juga aktivis sosial, Cinta Laura Kiehl (CLK) mengungkapkan, semangat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 harus terus digelorakan di kalangan generasi muda bangsa. Merupakan hal yang mungkin, Indonesia menjadi negara yang maju berdaulat adil dan makmur pada tahun 2045 mendatang.   

Di sisi lain, generasi muda bangsa harus mampu menjawab berbagai tantangan yang masih harus dihadapi bangsa ini. Seperti masih adanya intolerensi agama, separatisme, ketimpangan standar ekonomi dan standar pendidikan yang masih terjadi dari pulau ke pulau, kota ke kota dan juga di desa terpencil.

“Bagaimana kita mau jadi negara top dunia di 2045 nanti, jika kita sukanya masih menghakimi, menjatuhkan atau menjelekkan orang orang-orang atau kelompok yang berbeda dengan kita?,” ungkapnya saat menyampaikan pandangan dalam acara UKSW Leaders Forum, di Balairung UKSW Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (13/5).   

Dalam hal pendidikan, publik figur yang juga seorang duta anti kekerasan terhadap perempuan dan anak ini mengkaitkannya dengan pendidikan di Indonesia yang masih belum merata kualitasnya. Hal ini akan bisa menjadi penghambat bagi jalan untuk mewujudkan kemajuan bangsa.

Ia juga menyebut, pondasi persatuan dan kesatuan juga masih harus diperkuat lagi agar masyarakat terutama para generasi muda tidak gampang terpengaruh oleh cara-cara berpikir yang masih mengedepankan ide-ide yang penuh dengan kebencian dalam melihat sebuah perbedaan.

“Ya, karena bukan hak kita untuk dapat menghakimi siapa-pun. Tetapi dengan knowledge (pengetahuan) lah, kita harus sadar sebagai generasi muda dan sebagai manusia untuk menyebarkan kebaikan dan menghargai berbagai perbedaan satu dengan yang lainnya,” tambah Cinta laura.

Untuk itu, ia pun mengajak mahasiswa UKSW Satya Wacana untuk memiliki ‘kompas’ moral yang menurutnya menjadi penting bagaimana harus menghargai dan berbuat baik satu sama lain apapun kepercayaannya.

Hal yang tidak kalah penting adalah selalu melakukan gerakan ‘Act of Love’ agar bisa mengajarkan kepada generasi muda memiliki cara berpikir yang lebih sehat dan banyak menyebarkan cinta untuk sesama. 

“Maka mulailah menggunakan media sosial kalian untuk menyebarkan value positif, pesan-pesan yang lebih inspiratif," katanya dalam forum yang dipandu oleh Kepala Lembaga Layanan Kemahasiswaan UKSW, Giner Maslebu, tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement