Kamis 12 May 2022 23:32 WIB

Mendikbudristek Ajak Mahasiswa Ikut Pertukaran Mahasiswa Merdeka

PMM membuat mahasiswa belajar di luar program studi dan perguruan tinggi asal.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ilham Tirta
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengajak mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia berpartisipasi dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Program PMM kali ini merupakan angkatan kedua.

“Saya ingin mengajak adik-adik mahasiswa di seluruh Indonesia, khususnya yang sekarang duduk di semester tiga, lima, dan tujuh untuk mendaftar Program PMM Angkatan II,” kata Nadiem dalam siaran pers, Kamis (12/5/2022).

Baca Juga

PMM merupakan salah satu program unggulan dari Ditjen Diktiristek yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan perguruan tinggi asal. Dia menerangkan, mahasiswa PMM II akan melaksanakan proses pembelajaran dalam kebinekaan untuk semester tiga, lima, atau tujuh.

"Di perguruan tinggi yang berada di klaster pulau berbeda dari perguruan tinggi pengirim dan domisili asalnya," kata dia.

Melalui pembelajaran itu, kata Nadiem, akan tercipta ruang jumpa yang dinamis antara mahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi. Hal itu dapat tercipta melalui kegiatan akademik dan nonakademik tentang keberagaman budaya wilayah setempat.

"Ruang jumpa ini merupakan salah satu ciri khas PMM 2. Saya yakin adik-adik mahasiswa yang ikut program adalah para pelajar Pancasila, para calon pemimpin yang akan mendorong pemulihan dari pandemi lalu membawa Indonesia melompat ke masa depan," kata dia.

Pentingnya belajar di luar kampus sebagai suatu hak bagi mahasiswa. Karena itu, ia meminta pimpinan perguruan tinggi memfasilitasi mahasiswanya mengikuti program-program MBKM termasuk PMM II. Dengan begitu, mahasiswa Indonesia mendapatkan pengetahuan yang relevan yang akan mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan.

Nadiem meyakini, peluang tersebut dapat melatih keterampilan kepemimpinan karena di lokasi penempatan, mahasiswa akan bertemu dengan lingkungan dan budaya baru, berkenalan dengan teman-teman baru, serta berhadapan dengan tantangan-tantangan baru. Di sinilah, menurutnya, ketangguhan para mahasiswa akan diuji.

“Kalian ditantang menjadi pemimpin bagi diri sendiri yang mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijak di tengah kondisi yang berbeda,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement