Kamis 12 May 2022 21:14 WIB

Hipertensi Duduki 5 Besar Beban Penyakit di Dunia

Penyakit kardiovaskuler termasuk hipertensi menjadi penyebab 14 persen kematian.

Hipertensi (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Hipertensi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi menduduki lima besar faktor risiko yang menyebabkan beban penyakit di dunia. Hal ini pun menjadi tantangan bagi pemerintah.

"Ini menjadi tantangan buat kita semua dalam penanggulangan hipertensi dengan komplikasinya," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Elvieda Sariwati dalam acara "Peringatan Hari Hipertensi Dunia", Kamis (12/5/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, persentase penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak di Indonesia yakni stroke 19,4 persen, kardiovaskular 14,4 persen (salah satunya hipertensi), kanker 13,5 persen, dan diabetes mellitus (DM) dan komplikasinya 6,2 persen. Sementara dari sisi pembiayaan, lanjut dia, kardiovaskular menjadi penyakit tidak menular yang memiliki pembiayaan kesehatan terbesar, yakni sebesar Rp 8,2 triliun. Diikuti kanker Rp 3,1 triliun, stroke Rp 2,1 triliun, dan gagal ginjal Rp 1,9 triliun.

"Kardiovaskular ternyata penyakit yang memakan pembiayaan yang besar," ucapnya.

Elvieda menyampaikan bahwa terdapat empat pilar strategi dalam penanganan penyakit tidak menular, yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus, dan penanggulangan kasus. Ia mengemukakan, untuk strategi promosi kesehatan tujuannya adalah perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat peduli serta berpartisipasi. Selanjutnya agar mau melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Untuk strategi deteksi dini dan lainnya adalah untuk identifikasi dan intervensi sejak dini faktor risiko penyakit tidak menular, serta penanganan kasus sesuai dengan standar. "Tentunya strategi itu tidak hanya bisa dilakukan Kemenkes sendiri, butuh lintas sektor," ucap dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement