Kamis 12 May 2022 17:47 WIB

Temuan Kokain 179 Kilogram di Selat Sunda Merupakan Modus Baru

BNN masih mempelajari kasus temuan kokain 179 kilogram di Selat Sunda.

Dalam foto yang dirilis oleh Angkatan Laut Indonesia ini, anggota Badan Narkotika Nasional dan pejabat Angkatan Laut Indonesia memeriksa paket yang berisi 179 kilogram (hampir 400 pon) kokain senilai 1,2 triliun rupiah ($ 82,6 juta) selama konferensi media di markas Armada Barat di Jakarta , Indonesia, Senin, 9 Mei 2022.
Foto: AP/Indonesia Navy
Dalam foto yang dirilis oleh Angkatan Laut Indonesia ini, anggota Badan Narkotika Nasional dan pejabat Angkatan Laut Indonesia memeriksa paket yang berisi 179 kilogram (hampir 400 pon) kokain senilai 1,2 triliun rupiah ($ 82,6 juta) selama konferensi media di markas Armada Barat di Jakarta , Indonesia, Senin, 9 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petrus Reinhard Golose menyatakan, temuan kokain seberat 179 kilogram di perairan Selat Sunda Bakauheni - Merak merupakan modus baru. Pihaknya kini sedang dipelajari bersama pihak berkepentingan di sejumlah negara Amerika Selatan sebagai negara asal narkotika itu.

"Ini adalah modus baru. Kita masih pelajari dan saya juga akan mengembangkannya, bekerja sama dengan Amerika Selatan termasuk dari Argentina, Panama, Ekuador, juga tempat-tempat lain di Amerika Selatan," kata Petrus saat ditemui usai acara Paskah sekaligus Halal Bihalal di Balai Besar Rehabilitasi BNN di Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/5/2022).

Baca Juga

Petrus menyampaikan sebelum ada temuan oleh TNI AL, BNN telah mulai membangun hubungan dengan sejumlah pihak di Amerika Selatan mengenai peredaran kokain melalui Deputi Penindakan BNN. Kokain, kata Petrus, merupakan narkotika asal Amerika Selatan sehingga komunikasi dengan pemerintah dan aparat di sana juga perlu dilakukan.

Dia menerangkan, dalam penemuan empat benda ilegal terbungkus plastik berisi 179 kilogram kokain yang dirilis TNI AL di Koarmada 1, Jakarta, Senin (9/5/2023),investigasinya akan dilaksanakan secara ilmiah untuk membuktikan asalnya. Aparat sampai saat inibelum mendapatkan saksi ataukurir atas temuan barang terlarang itu.

"Kalau kokain, itu pasti berasal dari Amerika Selatan, tapi itu harus dibuktikan dari hasil investigasi secara saintifik," katanya.

Petrus menyampaikan, barang bukti tersebut akan diserahkan pihak TNI AL kepada BNN untuk kepentingan penelitian kokain itu di laboratorium. "Mudah-mudahan dengan teknik-teknik investigasi lain kita bisa lihat dan kita bisa antisipasi," katanya.

Menurutnya, temuan kokain itu merupakan tandabahwa dunia sudah terbuka dan bukan hanya sabu yang menyebar pasarnya ke Indonesia. BNN yang akan bekerja sama dengan Polri, TNI, dan Bea Cukai akan mencegah peredaran narkotika.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement