Kamis 12 May 2022 06:17 WIB

Warga Keluhkan Gunungan Sampah Akibat TPST Piyungan Diblokir

Warga Yogyakarta mengeluhkan gunungan sampah di jalan akibat TPST Piyungan diblokir.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Warga melintas di dekat tumpakan sampah di kawasan Lempuyangan, Yogyakarta, Selasa (10/5/2022). Warga Yogyakarta mengeluhkan gunungan sampah di jalan akibat TPST Piyungan diblokir.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Warga melintas di dekat tumpakan sampah di kawasan Lempuyangan, Yogyakarta, Selasa (10/5/2022). Warga Yogyakarta mengeluhkan gunungan sampah di jalan akibat TPST Piyungan diblokir.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemblokiran TPST Piyungan oleh warga sudah terjadi setidaknya lima hari sejak 7 Mei 2022. Gunungan sampah pun banyak terlihat di TPS-TPS dan depo tempat penampungan sampah sementara.

Hal ini terjadi salah satunya di Kota Yogyakarta, mengingat kawasan tersebut tidak memiliki alternatif selain membuang sampahnya ke TPST Piyungan. Bahkan, truk-truk sampah yang diparkir di  sekitar depo sudah penuh sampah.

Baca Juga

Warga pun mengeluhkan penumpukan sampah yang sudah terjadi beberapa hari terakhir ini sejak adanya pemblokiran di TPST Piyungan. Salah satunya Dila Dianti (31), warga Demangan, Kota Yogyakarta ini yang mengeluhkan penumpukan sampah yang sudah terjadi di kawasannya.

Menurut Dila, sudah beberapa hari terakhir ini tidak ada penjemputan sampah. Hal ini menyebabkan penumpukan dan bau dari sampah tersebut sudah sangat mengganggu.

"Biasanya ada yang ambil sampah, tapi beberapa hari ini belum ada yang ambil dan sampah jadi menumpuk. Lalat-lalat hijau yang besar-besar itu banyak di tumpukan sampah," kata Dila kepada Republika, Rabu (11/5).

Tidak hanya itu, tumpukan sampah juga terjadi di TPS yang ada di Jalan Hayam Wuruk, Kota Yogyakarta. Disana, tumpukan sampah bahkan sudah memakai badan jalan.

Hal ini membuat arus lalu lintas sedikit terganggu di kawasan tersebut. Bahkan, bau dari gunungan sampah juga sudah sangat mengganggu pengendara dan warga sekitar.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY menyebut, TPST Piyungan diperkirakan hanya mampu bertahan hingga enam bulan ke depan. TPST Piyungan menerima sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.

Sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 500-600 ton per hari di masa sebelum pandemi Covid-19. Pada masa pandemi, sampah yang masuk naik menjadi 756 ton per hari. Bahkan, sejak masa mudik Lebaran 2022 kemarin, volume sampah yang masuk justru semakin meningkat yakni mencapai 906 ton per harinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement