Rabu 11 May 2022 07:37 WIB

Satgas: Kenaikan Mobilitas Merata di 33 Provinsi

Kenaikan mobilitas pada umumnya terjadi pada lokasi ritel dan rekreasi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham Tirta
Pedestrian Jalan Dalem Kaum, Alun-alun Kota Bandung, dipadati pengunjung pada Ahad (6/2). Mobilitas masyarakat meningkat di seluruh Indonesia.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pedestrian Jalan Dalem Kaum, Alun-alun Kota Bandung, dipadati pengunjung pada Ahad (6/2). Mobilitas masyarakat meningkat di seluruh Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito meminta masyarakat mewaspadai tren kenaikan mobilitas saat ini. Ia menyebut, tren kenaikan mobilitas ini tak hanya terjadi di provinsi tujuan mudik saja, namun merata di 33 dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.

“Yang penting untuk menjadi kewaspadaan kita bersama adalah tren kenaikan mobilitas. Ternyata tidak hanya dialami oleh provinsi tujuan mudik, namun merata pada 33 dari 34 provinsi di seluruh Indonesia,” kata Wiku saat konferensi pers pada Rabu (11/5/2022).

Baca Juga

Berdasarkan data dari google mobility per 6 Mei 2022, kenaikan mobilitas pada umumnya terjadi pada lokasi ritel dan rekreasi, toko bahan makanan, taman, dan pusat transportasi umum. Sementara, mobilitas pada tempat kerja dan perkantoran secara keseluruhan mengalami penurunan.

Wiku menjabarkan, pada tempat ritel dan rekreasi, Sumatera Barat mengalami peningkatan mobilitas sebesar 110 persen. Kemudian mobilitas di Jawa Tengah naik 85 persen dan Lampung naik 81 persen.

Pada toko bahan makanan, Sumatera Barat mengalami peningkatan mobilitas sebesar 153 persen, Lampung naik 127 persen, dan Jawa Tengah 118 persen. Kemudian pada taman, termasuk pantai dan ruang terbuka umum, Sumatera Barat mengalami peningkatan mobilitas sebesar 280 persen, Riau naik 225 persen, dan Lampung naik 219 persen.

Pada pusat transportasi umum, Lampung mengalami peningkatan mobilitas sebanyak 237 persen, Jawa Tengah 127 persen, dan Sumatera Barat naik 71 persen. “Satu-satunya provinsi yang justru mengalami penurunan mobilitas adalah DKI Jakarta. Penurunan ini terjadi pada empat dari 5 lokasi survei dan hanya pada area taman mobilitas meningkat sangat kecil, yaitu 8 persen,” jelas Wiku.

Wiku mengatakan, kenaikan mobilitas yang merata ini perlu menjadi kewaspadaan masyarakat karena potensi penularan virus akan semakin tinggi. Karena itu, ia menekankan perlunya masing-masing individu untuk menjaga diri agar tak tertular dan menularkan virus kepada orang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement