Rabu 11 May 2022 06:20 WIB

AS: Ukraina Sudah Bunuh 8 Hingga 10 Jenderal Rusia

Ukraina telah membunuh antara delapan hingga sepuluh jenderal Rusia selama perang

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Ukraina telah membunuh antara delapan hingga sepuluh jenderal Rusia selama kedua negara terlibat pertempuran
Foto: AP/Shakh Aivazov
Ukraina telah membunuh antara delapan hingga sepuluh jenderal Rusia selama kedua negara terlibat pertempuran

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Kepala Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS) Letnan Jenderal Scott Berrier mengatakan, Ukraina telah membunuh antara delapan hingga sepuluh jenderal Rusia selama kedua negara terlibat pertempuran. Hal itu dia ungkapkan saat menghadiri sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat AS.

Dalam sidang tersebut, Senator Republik Tom Cotton bertanya, apakah jenderal-jenderal Rusia itu terbunuh karena harus terjun langsung ke medan perang guna memastikan perintah mereka dilaksanakan para prajurit. Berrier menjawab, “Ya”.

Baca Juga

“Saya pikir Ukraina benar dalam hal keberanian dan bagaimana mereka membela negara mereka. Saya tidak yakin tentara dari distrik militer Rusia yang jauh benar-benar memahami hal itu,” ujar Berrier.

Pekan lalu New York Times sempat membuat laporan yang menyebut AS memberi informasi intelijen yang membantu Ukraina membunuh banyak jenderal Rusia. Menurut New York Times, mengutip keterangan sejumlah pejabat senior AS, Washington menyuplai Ukraina dengan informasi tentang perkiraan pergerakan pasukan Rusia, termasuk perpindahan markas militer mereka. Ukraina mengombinasikan informasi dari AS dengan intelijennya sendiri untuk melakukan serangan artileri serta jenis serangan lainnya terhadap pasukan Rusia.

Serangan-serangan tersebut turut menewaskan perwira militer Rusia. Dalam laporan New York Times, pejabat Ukraina mengeklaim mereka berhasil membunuh 12 jenderal Rusia di medan pertempuran. Pentagon dan Gedung Putih belum memberi tanggapan resmi perihal berita yang diterbitkan New York Times.

Konflik Rusia-Ukraina berlangsung sejak 24 Februari lalu. Hingga kini, Rusia belum menunjukkan intensi bakal menghentikan serangan dalam waktu dekat.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement