Selasa 10 May 2022 23:51 WIB

Israel Buka Jalan dengan Kawat Berduri yang Hanya Bisa Dimasuki Pemukim

Israel Buka Jalan dengan Kawat Berduri yang Hanya Bisa Dimasuki Pemukim

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
 Balon yang membawa alat pembakar yang diluncurkan dari Jalur Gaza melayang ke sisi Israel di perbatasan antara Gaza dan Israel, Senin, 24 Agustus 2020. Militan yang berafiliasi dengan Hamas telah meluncurkan sejumlah balon pembakar ke Israel selatan dalam beberapa pekan terakhir dalam sebuah tawaran. untuk menekan Israel untuk meredakan blokade yang diberlakukan sejak Hamas menguasai wilayah itu pada tahun 2007. Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran militan di Jalur Gaza pada Senin pagi, sebagai tanggapan atas balon tersebut.
Foto: AP/Ariel Schalit
Balon yang membawa alat pembakar yang diluncurkan dari Jalur Gaza melayang ke sisi Israel di perbatasan antara Gaza dan Israel, Senin, 24 Agustus 2020. Militan yang berafiliasi dengan Hamas telah meluncurkan sejumlah balon pembakar ke Israel selatan dalam beberapa pekan terakhir dalam sebuah tawaran. untuk menekan Israel untuk meredakan blokade yang diberlakukan sejak Hamas menguasai wilayah itu pada tahun 2007. Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran militan di Jalur Gaza pada Senin pagi, sebagai tanggapan atas balon tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,BETHLEHEM–Pasukan Israel membuka sebuah jalan khusus pemukim di tanah Palestina di sebuah desa di kota Bethlehem, Tepi Barat yang dijajah, Senin (9/5/2022). Jalan itu diketahui melalui desa Palestina Wadi fukin ke Barat Bethlehem.

Dilansir dari The New Arab, Selasa (10/5/2022), Kepala dewan desa Wadi fukin, Ibrahim al-Horoub, mengatakan jalan itu membentang sepanjang 300 meter dan telah dipasangi kawat berduri di kedua sisi untuk mencegah warga Palestina masuk. Jalan ini juga dijelaskan berdekatan dengan pemukiman Israel ilegal Tzur Hadassah.

Baca Juga

 

 

Tepi Barat, yang telah diduduki oleh pasukan Israel sejak perang Enam Hari 1967, adalah rumah bagi hampir 600.000 pemukim Yahudi, yang tinggal di masyarakat yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

 

 

Pada bulan Maret, Profesor Michael Lynk, Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusi di Wilayah Pendudukan Palestina mengatakan kontrol Israel atas Tepi Barat dan Jalur Gaza adalah tindakan apartheid.

 

 

 "Dengan mata masyarakat internasional terbuka lebar, Israel telah dikenakan pada Palestina realitas apartheid di dunia pasca-apartheid," kata Lynk dalam laporan yang dipublikasikan pada bulan Maret.

 

 

Batu-baru ini, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bahkan mengatakan bahwa negaranya adalah penguasa atas Yerusalem, terlepas dari pertimbangan eksternal apa pun. Ia dan otoritas pendudukan disebutnya akan mengambil semua keputusan terkait dengan Masjid Al Aqsa dan kotanya.

 

 

 

Pernyataan ini ditolak Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit yang mengecam setiap upaya Israel untuk mengubah status quo historis dan hukum Yerusalem. Alkhaledi kurnialam 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement