Selasa 10 May 2022 21:33 WIB

Terkait Kasus Hepatitis Misterius, DPRD akan Minta Keterangan Dinkes DKI Jakarta

Ada tiga anak di DKI Jakarta yang menjadi korban hepatitis akut misterius.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Andri Saubani
Wabah hepatitis misterius (ilustrasi).
Foto: Reuters
Wabah hepatitis misterius (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Anggara Wicitra, mengatakan, pihaknya akan segera memanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyoal hepatitis akut misterius. Menurutnya, pihak dia akan meminta penjelasan lebih lanjut mengingat sudah ada tiga anak korban terpapar hepatitis misterius tersebut di DKI.

“Kita rencananya akan memanggil Dinkes DKI untuk mendapatkan penjelasan,” kata Anggara kepada awak media di Jakarta, Selasa (10/5/2022)

Baca Juga

 

Dia melanjutkan, pihaknya juga akan mengundang berbagai pihak dalam memberikan penjelasan sosialisasi dugaan hepatitis akut misterius tersebut. Pasalnya, dia menilai jika informasi sejauh ini masih simpang siur dan menuntut adanya kejelasan dari Pemprov DKI mengenai perkembangan kasus yang ada.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengaku telah meminta Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melakukan pengecekan dan perhatian atas fenomena hepatitis misterius. Berdasarkan informasi terkini dari Dinkes DKI, kata Riza, masih dalam proses pendalaman dan masih perlu ditunggu hasilnya.

“Masih dalam proses ya, tunggu hasilnya apakah betul dugaan hepatitis akut,” kata Riza.

Riza menambahkan, pihaknya memang masih menduga ada penyebab lain terhadap berbagai kasus kematian anak di berbagai daerah. Namun demikian, kata Riza, DKI Jakarta sejauh ini termasuk ke dalam daerah dengan kesiapan yang baik dalam segi kesehatan.

 

“Ya dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, bantuan kepada masyarakat DKI juga baik, fasilitas, sarana prasarana SDM dokter dan lain DKI memang baik lah,” katanya.

Dia mengatakan, DKI sejauh ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat mengenai peningkatan pelayanan tersebut. Karenanya, dia meyakinkan jika kendala mendasar penyebab kematian anak dan bayi tidak perlu dikhawatirkan.

“Itu harapan kita bersama, jadi sekali lagi kita berharap ini tidak terjadi lagi, Dinkes DKI sedang mengecek kembali apa yang menjadi penyebab (hepatitis misterius)” jelasnya.

 

 

Sementara itu, ditemui terpisah, Kepala Dinkes DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan, pihaknya saat ini memang tengah mempercepat kewaspadaan dini soal antisipasi penularan hepatitis akut misterius.

 

“Tidak perlu khawatir. Kami Insya Allah akan melakukan percepatan intervensi dan melokalisasi kasus, apabila ada laporan," kata Widyastuti di Jakarta.

Menurutnya, selain hepatitis akut misterius, pihak dia juga melakukan pemantauan pada 16 penyakit menular lainnya sejak awal 2022 di RS yang diurus DKI. Sisi penguatan pertama, katanya, mencakup investigas dan langkah pengamanan. 

Widyastuti, meminta masyarakat agar tidak panik dengan adanya kemunculan kasus hepatitis akut. Dia mengimbau, masyarakat bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penyakit itu. 

Diketahui, hepatitis akut misterius di dunia yang menyasar anak-anak telah masuk di Indonesia, DKI khususnya. Ada tiga pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut. Mereka, meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda pada dua pekan akhir April lalu.

Menanggapi hal itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menindaklanjutinya dengan melakukan investigasi kontak untuk mengetahui faktor risiko terhadap tiga kasus tersebut. Mengupayakan hal itu, Kemenkes pun telah mengeluarkan surat edaran (SE) tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya. 

 

Jauh sebelumnya, WHO pertama kali menerima laporan, pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus hepatitis akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology), pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

 

 

photo
Hepatitis akut. - (Republika)

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement