Selasa 10 May 2022 20:59 WIB

Industri Pengolahan Nonmigas Catat Pertumbuhan 5,47 Persen

Industri alat angkutan dan tekstil jadi penopang pertumbuhan nonmigas

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Operator alat berat memindahkan kontainer dari truk trailer di Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Surabaya, Jawa Timur. subsektor yang menjadi penopang kinerja pertumbuhan industri pengolahan nonmigas selama kuartal I 2022, di antaranya industri alat angkutan yang tumbuh sebesar 14,20 persen. Diikuti industri tekstil dan pakaian jadi (12,45 persen), serta industri mesin dan perlengkapan (9,92 persen).
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Operator alat berat memindahkan kontainer dari truk trailer di Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Surabaya, Jawa Timur. subsektor yang menjadi penopang kinerja pertumbuhan industri pengolahan nonmigas selama kuartal I 2022, di antaranya industri alat angkutan yang tumbuh sebesar 14,20 persen. Diikuti industri tekstil dan pakaian jadi (12,45 persen), serta industri mesin dan perlengkapan (9,92 persen).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri pengolahan nonmigas mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01 persen pada kuartal I 2022. Kinerja sektor manufaktur tersebut juga naik signifikan dibandingkan periode sama tahun lalu yang mengalami kontraksi 0,71 persen.

"Di tengah situasi ekonomi dan politik global yang sedang mengalami gejolak dan penuh ketidakpastian, juga adanya dampak pandemi Covid-19. Kinerja sektor industri manufaktur Indonesia mampu tumbuh gemilang," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, Selasa (10/5).

Adapun subsektor yang menjadi penopang kinerja pertumbuhan industri pengolahan nonmigas selama kuartal I 2022, di antaranya industri alat angkutan yang tumbuh sebesar 14,20 persen. Diikuti industri tekstil dan pakaian jadi (12,45 persen), serta industri mesin dan perlengkapan (9,92 persen).

Agus memberikan apresiasi kepada para pelaku industri manufaktur dan masyarakat Indonesia, yang telah menggairahkan ekonomi Tanah Air. "Semoga industri semakin semangat menjalankan usahanya dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor. Hal ini membuktikan pula kebijakan pemerintah berjalan baik guna menciptakan iklim usaha yang kondusif. Kami akan kawal sehingga momentum ini dapat terjaga sepanjang tahun,” ujarnya.

Menperin menambahkan, keseimbangan antara kebijakan kesehatan dan ekonomi. Kemudian juga kepercayaan diri dari para pelaku industri dan daya tahan untuk beradaptasi dalam masa pandemi ini, merupakan bentuk dari resiliensi yang kita lihat di sektor industri manufaktur di Indonesia.

Agus menegaskan, tren positif pertumbuhan industri nasional harus terus dijaga dan perlu lebih ditingkatkan lagi. Maka, pemerintah dan pelaku industri dinilai wajib bersinergi dan bekerja keras demi meningkatkan produktivitas yang berkualitas menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kami optimistis semakin banyak industri nasional yang mampu berdaya saing di kancah global, karena seiring adanya langkah percepatan transformasi digital. Hal ini sesuai implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” tuturnya.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, beberapa kinerja gemilang sektor manufaktur, antara lain kontribusi industri manufaktur sebesar 76,37 persen yang mendominasi capaian nilai ekspor nasional pada kuartal I 2022. Sepanjang periode Januari sampai Maret 2022 tersebut, kinerja ekspor industri pengolahan menembus 50,52 miliar dolar AS atau naik 29,68 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, realisasi investasi sektor industri pada kuartal I 2022 naik 17 persen year on year (yoy). Kinerja investasi sektor industri pengolahan sepanjang Januari sampai Maret 2022 mencapai Rp 103,5 triliun. 

Jumlah tersebut memberikan kontribusi signfikan sebesar 36,7 persen terhadap total nilai investasi di Tanah Air pada kuartal I 2022 yang menembus Rp 282,4 triliun. Bahkan, produktivitas pada sektor industri manufaktur masih terus bergeliat seiring permintaan baru di pasar yang juga kian meningkat. 

Fase ekspansi ini berdasarkan hasil survei S&P Global melalui data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2022 yang berada di level 51,9. Angka itu naik dibanding bulan Maret yang di posisi 51,3.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement