Rabu 11 May 2022 01:03 WIB

Sebanyak 1.881 Ekor Sapi di Kabupaten Aceh Tamiang Terjangkit PMK

Wabah penyakit mulut dan kuku picu 13 ekor sapi milik peternah mati.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas pusat kesehatan hewan (puskeswan) memeriksa kesehatan sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di salah satu peternakan sapi di Desa Sembung, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2022).
Foto: ANTARA/Rizal Hanafi
Petugas pusat kesehatan hewan (puskeswan) memeriksa kesehatan sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di salah satu peternakan sapi di Desa Sembung, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan (DPPP) Kabupaten Aceh Tamiang menyatakan, sebanyak 1.881 ekor sapi ternak masyarakat di wilayahnya positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Kepala DPPP Kabupaten Aceh Tamiang Safuan menuturkan, dari jumlah ternak terjangkit wabah tersebut, sebanyak 13 ekor di antaranya sudah mati.

"Sebanyak 13 ekor sapi dilaporkan mati mengenaskan. Berdasarkan hasil uji laboratorium, kematian sapi-sapi tersebut karenawabah penyakit mulut dan kuku," kata Safuan di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Selasa (10/5/2022).

Safuan mengatakan, ternak sapi masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai 45 ribuan ekor. Puluhan ribu hewan ternak tersebut tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang. Sedangkan dua kecamatan lainnya, kata Safuan, belum terdata apakah ada hewan ternak sapi terpapar penyakit mulut dan kuku atau tidak.

Meski begitu, sambung dia, petugas di lapangan tetap mendata kondisi hewan ternak di dua kecamatan tersebut. "Dua kecamatan yang belum kami data yaitu Tenggulun dan Tamiang Hulu. Bisa jadi jumlah sapi yang terjangkit PMK bisa juga bertambah," kata Safuan.

Menurut Safuan, PKM memiliki gejala demam tinggi, mulut mengeluarkan air seperti buih, tidak mau makan, hingga kuku terkelupas. Wabah penyakit tersebut berakhir dengan kematian hewan ternak.

Safruddin, peternak sapi di Aceh Tamiang, mengaku, sebanyak 19 ekor sapi miliknya terkena wabah PKM secara serentak. Gejala penyakit tersebut diidentifikasi sapi lunglai dan berjalan pincang. Gejala diketahuinya menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah.

"Sebelum lebaran, saya melihat banyak ternak sapi saya mengalami keanehan, mulut keluar liur banyak dan tidak mau makan rumput. Kakinya tiba-tiba pincang tidak bisa bangun," kata Safruddin.

Dia mengaku, sempat memanggil mantri ternak dan minta menyuntikkan obat. Saat itu, kondisi lembu sudah terbaring dan kuku kakinya mau copot. "Tiga hari setelah disuntik kesehatan sapi mulai mengalami perubahan dan sudah mau makan. Namun, saya masih khawatir wabah penyakit mulut dan kuku ini," kata Safruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement