Selasa 10 May 2022 12:59 WIB

CEO Volkswagen Prediksi Persaingan Ketat dengan Tesla pada 2025

CEO Volkswagen sebut kehadiran Tesla jadi sandungan dalam penjualan kendaraan listrik

Mobil Tesla di stasiun pengisian daya di Westfield Mall di Bethesda, Maryland, AS. Volkswagen menghadapi jalan yang sulit untuk mencapai target yang ditetapkan menjadi penjual kendaraan listrik terbesar di dunia pada 2025, mengakui saingan mereka, Tesla, lebih kuat dari yang diperkirakan, ujar kepala eksekutif perusahaan.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Mobil Tesla di stasiun pengisian daya di Westfield Mall di Bethesda, Maryland, AS. Volkswagen menghadapi jalan yang sulit untuk mencapai target yang ditetapkan menjadi penjual kendaraan listrik terbesar di dunia pada 2025, mengakui saingan mereka, Tesla, lebih kuat dari yang diperkirakan, ujar kepala eksekutif perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volkswagen menghadapi jalan yang sulit untuk mencapai target yang ditetapkan menjadi penjual kendaraan listrik terbesar di dunia pada 2025, mengakui saingan mereka, Tesla, lebih kuat dari yang diperkirakan, ujar kepala eksekutif perusahaan.

"Ini akan menjadi balapan yang ketat tetapi kami tidak akan menyerah," kata CEO Volkswagen Herbert Diess pada konferensi FT Future of the Car 2022, dikutip dari Reuters, Selasa.

"Saya harus mengatakan kami tidak mengharapkan pesaing utama AS kami begitu cepat dan siap," tambahnya.

Tesla tahun ini membuka gigafactory Eropa pertamanya di dekat Berlin, menantang Volkswagen serta BMW dan Mercedes-Benz di kandang mereka, sementara Diess mengatakan dia memperkirakan peningkatan Tesla akan menantang.

Diess melihat peluang bahwa Volkswagen dapat menyalip Tesla dan menjadi penjual kendaraan listrik nomor satu di dunia pada 2025, menunjuk pada penawaran produknya yang lebih besar yang mencakup mobil mewah dan premium serta merek volume.

Beralih ke pasar Amerika Serikat, di mana Volkswagen bertujuan untuk menggandakan pangsa pasarnya menjadi 10 persen, Diess mengatakan hal itu akan membutuhkan pabrik tambahan serta produksi baterai lokal, tetapi menolak langkah tersebut karena terlalu terpapar ke China.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement