Selasa 10 May 2022 12:47 WIB

Warga Minta Dialog dengan Sultan, PUP-ESDM DIY: Sedang Dikoordinasikan

Pemblokiran sudah dilakukan sejak digelarnya aksi pada Sabtu (7/5) lalu oleh warga.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Aktivitas pembuangan sampah terhenti imbas penutupan jalan masuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (8/5/2022). Warga menutup akses menuju TPST Piyungan ini merupakan bentuk penolakan terhadap proses transisi pembuangan sampah ke lahan baru. Selain itu, warga juga meminta penutupan TPST Piyungan secara permanen.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Aktivitas pembuangan sampah terhenti imbas penutupan jalan masuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (8/5/2022). Warga menutup akses menuju TPST Piyungan ini merupakan bentuk penolakan terhadap proses transisi pembuangan sampah ke lahan baru. Selain itu, warga juga meminta penutupan TPST Piyungan secara permanen.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Akses ke TPST Piyungan masih diblokir oleh warga hingga saat ini. Pemblokiran dilakukan oleh warga mengingat permasalahan sampah yang tak kunjung selesai dan warga pun meminta untuk dapat berdialog dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Namun, hingga saat ini warga masih belum berdialog dengan Sultan. Sedangkan, pemblokiran sudah dilakukan warga sejak Sabtu (7/5) lalu.

Baca Juga

Hal ini mengakibatkan daerah yang membuang sampahnya ke TPST Piyungan mulai darurat sampah. Salah satunya Kota Yogyakarta, yang saat ini kondisi TPS, depo hingga truk-truk sampah sudah dipenuhi dengan tumpukan sampah.

Kepala PUP-ESDM DIY, Anna Rina Herbanti mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah (Sekda) DIY terkait permintaan warga agar dapat berdialog dengan Sultan.

"Ini sedang dikoordinasikan oleh Bapak Sekda, tunggu pers release dari pemda ya," kata Anna kepada Republika melalui pesan tertulisnya, Selasa (10/5).

Warga yang melakukan pemblokiran akses ke TPST Piyungan meminta agar tempat penampungan sampah tersebut ditutup permanen. Pemblokiran sudah dilakukan sejak digelarnya aksi pada Sabtu (7/5) lalu oleh warga Padukuhan Banyakan 3, Ngablak, Watu Gender, Bendo, Nglengkong, perwakilan Banyakan 1 dan Banyakan 2.

Koordinator aksi, Herwin Arfianto mengatakan, warga meminta agar dapat berdialog secara langsung dengan Sultan. Pasalnya, aksi maupun pemblokiran ke TPST Piyungan sudah berkali-kali dilakukan oleh warga.

"Kita cuma ingin berdialog dengan Pak Gubernur, karena ini sudah berkali-kali demo. Itu seperti permasalahan ini tidak terdengar langsung oleh Pak Gubernur, kita ingin Pak Gubernur tahu seperti apa akar masalahnya selama ini," kata Herwin kepada Republika, Senin (9/5/2022).

Pemda DIY melalui PUP-ESDM DIY juga sudah berkomunikasi dengan warga setempat. PUP-ESDM DIY, kata Herwin, menyebut akan mencoba memfasilitasi warga untuk dapat berdialog dengan Gubernur DIY tersebut.

"Dari Bu Anna kemarin mencoba memberi akses kita dengan Pak Gubernur. Tadi dari Bu Anna sempat juga menghubungi kita, tapi berdialognya ditawarkan tidak langsung dengan Pak Gubernur, tapi dengan Pak Sekda, kita tolak," jelasnya.

Pihaknya akan terus melakukan pemblokiran hingga ada kejelasan dari Pemda DIY. "Tujuan kita memang TPST Piyungan ditutup permanen," ujar Herwin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement