Selasa 10 May 2022 04:17 WIB

900 Masjid di Mumbai, India Terpaksa Kecilkan Volume Azan

Ulama senior di Mumbai, India sebut 900 masjid setuju untuk mengecilkan volume adzan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Bilal Ramadhan
Masjid Haji Ali di Mumbai, India. Ulama senior di Mumbai sebut 900 masjid setuju untuk mengecilkan volume adzan.
Foto: tribune.com.pk
Masjid Haji Ali di Mumbai, India. Ulama senior di Mumbai sebut 900 masjid setuju untuk mengecilkan volume adzan.

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Ulama senior dari Maharashtra di Mumbai mengatakan, lebih dari 900 masjid setuju mengecilkan volume azan. Keputusan ini diambil menyusul keluhan dari seorang politisi Hindu setempat.

Imam utama di masjid terbesar di Mumbai, Mohammed Ashfaq Kazi, bahkan harus memeriksa meteran desibel yang terpasang di pengeras suara sebelum mengumandangkan azan.

Baca Juga

“Volume azan telah menjadi masalah politik, tetapi saya tidak ingin itu menjadi masalah komunal,” kata pria yang menjadi salah satu cendekiawan Islam paling berpengaruh di kota metropolitan itu, dikutip di TRT World, Senin (9/5).

Sambil berbicara, dia menunjuk ke arah pengeras suara yang terpasang di menara Masjid Juma yang berwarna pasir, di kawasan perdagangan lama Mumbai. Kazi juga mengatakan dia memenuhi tuntutan tersebut untuk mengurangi risiko kekerasan antara Muslim dan Hindu. "Kami (Muslim) harus menjaga ketenangan dan kedamaian," katanya.

Pemimpin partai regional Hindu Bharatiya Janata (BJP), Raj Thackeray, April lalu menuntut agar masjid dan tempat ibadah lainnya agar menjaga batas kebisingan yang diizinkan. Jika tidak, ia mengatakan, para pengikutnya akan melantunkan doa Hindu di luar masjid sebagai bentuk protes.

Tak hanya itu, Thackeray juga mengatakan dia bersikeras agar putusan pengadilan tentang tingkat kebisingan bisa ditegakkan. Partai BJP disebut hanya memiliki satu kursi di majelis negara bagian yang beranggotakan 288 orang.

"Jika agama urusan pribadi, lalu mengapa umat Islam diizinkan menggunakan pengeras suara selama 365 hari (dalam setahun)?" kata Thackeray kepada wartawan di Mumbai.

"Saudara, saudari dan para ibu yang beragama Hindu ayo bergabung bersama-sama, bersatulah dan meminta agar volume pengeras suara ini dikurangi," ujarnya.

BJP tidak menanggapi permintaan komentar atas inisiatif Thackeray. Secara pribadi, ia menyangkal ucapannya itu menargetkan minoritas, dengan mengatakan ia menginginkan perubahan progresif yang menguntungkan semua orang India.

Atas hal tersebut, otoritas negara bagian mengambil inisiatif Thackeray dengan serius. Pejabat senior polisi mengadakan pertemuan dengan para pemimpin agama, termasuk Kazi, awal bulan ini.

Pertemuan tersebut dilakukan untuk memastikan mikrofon pengeras suara dimatikan. Mereka khawatir terjadi bentrokan di Maharashtra, rumah bagi lebih dari 10 juta Muslim dan 70 juta umat Hindu.

Pada Sabtu lalu, polisi mengajukan kasus pidana terhadap dua pria di Mumbai karena menggunakan pengeras suara untuk mengumandangkan adzan dini hari, sekaligus memperingatkan para pendukung partai Thackeray agar tidak berkumpul di sekitar masjid.

"Dalam situasi apa pun kami tidak akan membiarkan siapa pun menciptakan ketegangan komunal di negara bagian dan perintah pengadilan harus dihormati," kata seorang pejabat senior polisi Mumbai, VN Patil.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement