REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Tokoh perempuan NU, Nyai Hj Lily Khodijah Wahid binti KH A Wahid Hasyim sekaligus cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari wafat pada Senin (9/5). Menurut dia, adik kandung Gus Dur ini merupakan satu tokoh perempuan NU yang pemberani.
Gus Fahrur mengenang Nyai Lily Wahid sebagai politisi PKB yang mewarisi semangat keluarga Gus Dur. "Beliau tokoh perempuan yang mewarisi semangat keluarga Gus Gur, pemberani, hangat, menyenangkan, terus terang. Jadi, kita sangat merasa sangat kehilangan," ujar Gus Fahrur saat dihubungi Republika.co.id, Senin (9/5).
Pada aktif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dulu, Gus Fahrur juga sering berjumpa dengan Lily Wahid. Namun, belakangan ini Gus Fahrur mulai jarang bertemu Lily Wahid.
"Kita mengucapkan bela sungkawa dan ikut mendoakan beliau. Semoga diterima amal baiknya dan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT," ucap dia.
Menurut Gus Fahrur, Lily Wahid merupakan tokoh perempuan NU yang harus diteladani oleh anak muda zaman sekarang, terutama keberaniannya dan kejujurannya.
"Beliau itu adalah seorang tokoh yang berpikiran berani, terus terang. Tapi, di satu sisi dia juga hangat, menyenangkan. Sehingga dia mudah bergaul dengan siapapun. Tapi saya melihat dia itu pemberani, jujur, terus terang, gak suka pura-pura," kata Gus Fahrur.
Seperti diketahui, almarhumah Lily Wahid wafat pada Senin (9/5) sekitar pukul 16.28 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jenazah adik kandung KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini akan dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang pada Selasa (10/5) pagi.
Dikutip dari laman Tebuireng Online, Lily Chodijah Wahid atau yang akrab dipanggil Nyai Lily Wahid lahir pada 4 Maret 1948. Ia adalah anak kelima dari pasangan suami istri KH A Wahid Hasyim dengan Ibu Nyai Solichah.
Nyai Lily Wahid pernah menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dari PKB mewakili Jawa Timur. Lily Wahid ditempatkan di Komisi I DPR RI yang menangani Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Badan Intelijen Negara, serta Kementerian Pertahanan dan TNI.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
