Senin 09 May 2022 06:05 WIB

CIA: Putin Yakin Bisa Menang dalam Perang di Ukraina

Perlawanan Ukraina tidak menghalangi serangan pasukan Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Reruntuhan Antonov An-225, pesawat kargo terbesar di dunia, hancur selama pertempuran baru-baru ini antara pasukan Rusia dan Ukraina, di bandara Antonov di Hostomel, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Kamis, 5 Mei 2022.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Reruntuhan Antonov An-225, pesawat kargo terbesar di dunia, hancur selama pertempuran baru-baru ini antara pasukan Rusia dan Ukraina, di bandara Antonov di Hostomel, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Kamis, 5 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur CIA Bill Burns mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin percaya dia tidak boleh kalah di Ukraina. Namun, Putin tidak menunjukkan tanda-tanda rencana untuk menggunakan senjata nuklir taktis. 

Burns mengatakan, terlepas dari kegagalan pasukan Rusia untuk merebut Kiev dan perjuangan mereka di wilayah Donbas tenggara, Putin tidak mengubah pandangannya bahwa pasukan Rusia dapat mengalahkan pasukan Ukraina.

Baca Juga

Keyakinan Putin pada kemampuan Rusia untuk melemahkan perlawanan Ukraina belum tergoyahkan, meskipun ada kekalahan penting di medan perang.

"Saya pikir, dia punya kerangka berpikir di mana dia tidak percaya, dia bisa kalah,” kata Burns, dilansir Aljazirah, Ahad (8/5/2022).

Burns mengatakan, perlawanan Ukraina tidak menghalangi serangan pasukan Rusia. Putin telah mempertaruhkan begitu banyak pilihan yang telah dia ambil untuk meluncurkan invasi ke Ukraina.

“Saya pikir, dia (Putin) yakin menggandakan (serangan) memungkinkan dia membuat kemajuan," ujar Burns.

Burns merupakan mantan duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Rusia. Dia telah menghabiskan banyak waktu mempelajari kepemimpinan Rusia.

Burns mengatakan, CIA dan badan-badan intelijen Barat lainnya tidak melihat tanda-tanda Moskow siap mengerahkan senjata nuklir taktis untuk meraih kemenangan di Ukraina, atau untuk menargetkan wilayah Kiev.

Rusia telah menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi setelah meluncurkan invasi pada 24 Februari. Sejak itu, Putin dan pejabat Rusia lainnya telah membuat ancaman terselubung yang mengisyaratkan kesediaan untuk mengerahkan senjata nuklir taktis, jika Barat secara langsung ikut campur tangan dalam konflik Ukraina.  

“Kami tidak melihat bukti praktis dari perencanaan Rusia untuk penyebaran atau bahkan potensi penggunaan senjata nuklir taktis,” kata Burns.

Burns tidak memberikan penilaian apa pun tentang situasi medan perang saat ini di Ukraina. Burns juga tidak memprediksi bagaimana perang di Ukraina akan berakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement