Senin 09 May 2022 04:05 WIB

Dinkes Kota Depok Waspadai Penyebaran Virus Hepatitis Misterius

Depok belum menemukan kasus hepatitis misterius

Red: Nur Aini
Ilustrasi Hepatitis
Foto: pixabay
Ilustrasi Hepatitis

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Jawa Barat meminta masyarakat untuk mewaspadai ancaman penyebaran virus hepatitis meski hingga saat ini belum ditemukan kasus hepatitis misterius di kota tersebut.

"Hingga saat ini belum ditemukan kasus hepatitis misterius yang menyerang anak-anak seperti di DKI Jakarta baru-baru ini," kata Kepala Dinkes Kota Depok Mary Liziawati dalam keterangannya di Depok, Ahad (8/5/2022).

Baca Juga

Mary menjelaskan Kementerian Kesehatan mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyakit hepatitis misterius tersebut. Oleh sebab itu, pihaknya langsung menindaklanjuti ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang ada di Kota Depok.

"Kami telah bersurat kepada seluruh Fasyankes untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pemantauan, lalu sosialisasi info tentang hepatitis akut tersebut melalui berbagai media sosial," ujarnya.

Dia mengatakan, hepatitis akut memiliki sejumlah gejala, yaitu penurunan kesadaran, demam tinggi atau riwayat demam, perubahan warna urin dan feses, kulit menguning, gatal, nyeri sendi, demam tinggi, mual, muntah atau nyeri perut, lesu dan atau hilang nafsu makan, dan diare. Tanda-tanda lainnya, seperti Serum Asportate Transminase (AST) atau Alanine Transminase (ALT) lebih dari 500 U/L.

Untuk itu ia meminta masyarakat tetap tenang dan berhati-hati, serta rajin mencuci tangan, meminum air yang bersih dan matang, konsumsi makanan yang bersih, memakai masker dan jaga jarak, menggunakan alat makan sendiri.

"Jika menemukan anak dengan gejala diare, kuning, mual/muntah, nyeri perut, lesu, demam tinggi segera memeriksakan diri ke Fasyankes terdekat," ujarnya.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya (Acute Hepatitis of Unknown Etiology) yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia sejak 15 April 2022.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement