Sabtu 07 May 2022 17:05 WIB

Hewan Ternak Terinfeksi PMK, Kementan Siapkan Langkah Darurat

Kementan kerahkan laboratorium untuk tracing PMK

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menyikapi kejadian munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan, Kementerian Pertanian secara aktif telah melakukan upaya pencegahan terjadinya penyebaran dan tracing penyakit ini.
Foto: istimewa
Menyikapi kejadian munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan, Kementerian Pertanian secara aktif telah melakukan upaya pencegahan terjadinya penyebaran dan tracing penyakit ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyikapi kejadian munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan, Kementerian Pertanian secara aktif telah melakukan upaya pencegahan terjadinya penyebaran penyakit ini. Kementan juga mengerahkan laboratrium untuk melakukan tracing.

“Dua Laboratorium utama kita, Balai Besar Veteriner Wates dan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya sebagai Lab rujukan PMK telah dari awal aktif melakukan tracing kasus ini. Saat ini kami koordinasi dengan pemda Jawa Timur untuk melakukan lockdown zona wabah,” jelas Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah di Jakarta, Sabtu (7/5).

Nasrullah menjelaskan pada awalnya kasus ini diketahui setelah hasil pemeriksaan PCR menunjukkan positif PMK. Pihaknyapun telah melakukan rapat koordinasi bersama Gubernur Jawa Timur dan 4 Bupati wilayah kasus PMK. 

Adapun langkah darurat yang disiapkan untuk penanganan yaitu penetapan wabah oleh Menteri Pertanian berdasarkan surat dari Gubernur dan rekomendasi dari otoritas veteriner nasional sesuai dengan PP no 47/2014, pendataan harian jumlah populasi yang positif PMK, pemusnahan ternak yang positif PMK secara terbatas.

Kementan juga menetapkan lockdown zona wabah tingkat desa/kecamatan di setiap wilayah dengan radius 3-10 km dari wilayah terdampak wabah, melakukan pembatasan dan pengetatan pengawasan lalu lintas ternak, pasar hewan dan rumah potong hewan.

Kementan juga melakukan edukasi kepada peternak terkait SOP pengedalian dan pencegahan PMK, menyiapkan vaksin PMK, membentuk gugus tugas tingkat provinsi dan kabupaten serta melakukan pengawasan ketat masuknya ternak hidup di wilayah-wilayah perbatasan dengan negara tetangga yang belum bebas PMK oleh Badan Karantina pertanian.

Menurut Nasrullah, pihaknya yang terdiri dari tim pusat dan daerah sudah bekerja di lapangan sejak Jumat (6/5) kemarin. Nasrullah berharap zona penyakit dapat segera dilokalisasi dan tidak menyebar ke wilayah sentra sapi lainnya.

"Masyarakat kita mohon bantuan dan kerja samanya untuk tidak memindahkan atau memperjualbelikan sapi dari daerah wabah ke daerah yang masih bebas. Kita tangani bersama dan lokalisir wilayahnya," tutup Nasrullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement