Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nurul jubaedah

Literasi Cinta

Eduaksi | Friday, 06 May 2022, 11:18 WIB

LITERASI CINTA

(Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag., S,Pd., M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

"Kalau kamu bukan anak raja, dan engkau bukan anak ulama besar maka jadilah penulis". (Imam Al-Ghazali).

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian". (Pramoedya Ananta Toer).

Kutipan dari Imam Al-Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer memberikan pemahaman kepada kita bahwa manusia, siapapun kita apapun yang kita miliki apabila ia menulis maka ia akan menjadi dirinya sendiri yang diakui oleh lingkungan di mana ia berada, tulisannya akan abadi meskipun raganya telah pergi dan tak kembali. Setinggi apapun pendidikannya jika tidak menulis maka ia akan hilang dalam masyarakat. Dengan menulis seseorang akan dikenal dalam keabadian tentang kecerdasan dan pengetahuannya. Apalagi kalau ia berani menulis buku maka berbahagialah engkau!

Mengapa Menulis itu Penting?

1. Menulis : Kebebasan Jiwa

Menulis adalah kebebasan jiwa. Ketika menulis maka saya sedang menjadi diri saya sendiri tidak ada yang mengatur-ngatur, mendikte, mendominasi apalagi menjajah dan membantai ide. Ingat! penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan. Bebaskanlah jiwamu, merdekakanlah pikiranmu, tuangkanlah idemu, curahkanlah gagasanmu menjadi karya dalam tulisan yang penuh makna dan bersejarah sehingga namamu akan dikenang oleh setiap generasi. Jiwa yang bebas akan mengahsilkan karya yang lepas dan berkarakter. Menulislah!

2. Menulis : Ruang Ekspresi

Menulis menuangkan semua perasaan dan logika sehingga berjalan secara seimbang. Menulis memerlukan perasaan bahagia, semangat, gairah, tenang, dan nyaman. Menulis mampu meningkatkan kepekaan rasa, ketajaman berpikir, keselarasan jiwa yang menyatu menjadi sebuah harmoni, bahkan menulispun bisa menggambarkan antonim dari semua perasaan di atas seperti kemarahan, kekecewaan, perbedaan pendapat, kesedihan, kehilangan, kehampaan, putus asa, stress, bahkan bisa menghipnotis para pembaca karena untaian kata-kata bisa menjadi magic dan bumbu penyedap tentunya jika menulis diimbangi dengan banyak referensi yang bisa kita percaya.

3. Menulis : Idealisme

Menulis adalah wadah idealisme yang tak tersalurkan. Ide yang saya tuangkan adalah media penyaluran aspirasi, apresiasi, dan inspirasi secara mandiri tanpa ada campur tangan pihak manapun. Komentar dan koreksipun sesuai dengan kebutuhan saya, tidak ada penekanan ataupun tendensi. Semakin ideal sebuah karya maka semakin memenuhi syarat dalam memproduksinya. Yakinlah jika kita memiliki keinginan yang kuat dan konsisten dalam menulis maka semua akan berjalan dengan lancar dan prosesnya akan terasa semakin mudah.

4. Menulis : Kenyamanan

Menulis adalah kenyamanan, keindahan perasaan yang membuat jiwa bisa bersandar didalamnya. Kenyamanan membuat efektivitas kerja meningkat pesat. Kenyamanan menjadi media keberhasilan dalam menghubungkan ide, wawasan, cara pandang, strategi, dan teknik yang terintegrasi secara balance. Jika hati telah terpaut pada kenyamanan maka dimanapun dan kapanpun otak akan semakin tajam untuk berpikir jernih dan produktif.

5. Menulis adalah kemandirian

Menulis adalah kemandirian, menulis bukanlah sebuah institusi yang memiliki sistem yang terkadang kebijakannya bisa menguntungkan bahkan bisa merugikan masa depan. Menjadi penulis saya mampu berfikir mandiri karena keberadaan saya merasa diakui (self recognized). Ciri kemandirian dalam berfikir ditandai dengan cara berfikir abstrak, keyakinan yang dimiliki berbasis ideologis, keyakinan-keyakinan semakin mendasar pada nilai-nilai diri sendiri bukan orang lain. Menurut Maryam (2015), kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.

6. Menulis : Mengenali diri sendiri

Anjuran mengenali diri sendiri dalam agama sangatlah penting. Menulis berarti mengenali diri sendiri, setiap tulisan yang tertuang itulah jiwa, pikiran, dan cermin diri. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimiya’ As-Sa’adah menjabarkan, mengenali diri sendiri merupakan kunci untuk mengenali Allah SWT lebih dekat. Mengenali diri sendiri merupakan salah satu jalan mendekat kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda:

من عرف نفسه، فقد عرف ربّه “

Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu,”. Yang artinya: “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”

7. Menulis : Menyalurkan Cita-cita

Secara pribadi, menulis karya ilmiah memang persyaratan untuk KNP ke 4b tapi, ada yang jauh lebih penting dari itu. Menjadi penulis adalah cita-cita lama saya yang baru muncul ke permukaan setelah sekian peristiwa datang membungkam sejuta asa. Biarkan saja mengalir dan saya mengucapkan terima kasih banyak karena peristiwa pahit sudah mengembalikan saya seperti apa yang saya tunggu. Menulis adalah bagian dari cita-cita saya sejak lama.

8. Menulis : Media yang baik untuk menyimpan karya tulisan

Selain menjadi content creator You Tube (540 konten pendidikan), menulis di website atas nama Nurul Jubaedah juga menjadi bagian penting dari media kreativitas. Tulisan yang telah saya rapikan sudah saya upload sejak tahun 2017 namun karena tidak konsisten dalam menulis akhirnya banyak link yang lupa password akhirnya saya membuat lagi website yang ke-4x-nya pada tahun 2022. Alhamdulillah sekarang selain disimpan secara online saya selamatkan karya-karya saya menjadi 10 buku antologi dan masih terus menulis sampai target 50 buku antologi tahun 2023. Tahun berikutnya saya ingin memiliki buku solo makanya saya akan berusaha untuk tetap konsisten dalam menulis karya. Bismillah.

9. Menulis : Mengumpulkan informasi

Seseorang menulis mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, perolehan informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis. Implikasinya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan informasi serta strategi yang ditempuhnya.

10. Menulis : Sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan dan mengasah kecerdasan

Menulis dengan apik membutuhkan referensi yang lengkap dan akurat. Saat menulis maka kitapun otomatis sambil membaca karya orang lain nah disitulah ilmu kita bertambah, wawasan menjadi semakin luas, kosa kata semakin banyak untuk memperindah tulisan yang kita ciptakan. Menulis yang baik akan menghasilkan bacaan yang renyah sehingga pembaca akan menikmati hasil karya kita.

Membaca adalah jendela dunia, begitu kata pepatah. Menulis adalah kemampuan yang lebih tinggi dari membaca karena dengan menulis maka kita mampu menuangkan apa yang ada dalam hati dan pikiran. Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek yang meliputi (1) pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan.

11. Menulis : Sebagai sumber penghasilan.

Meskipun untuk saat ini saya belum bisa menghasilkan uang secara langsung tapi catat ya, saya bisa maju ke 4a dalam waktu dua tahun setengah dikarenakan saya rutin menulis karya ilmiah untuk Kenaikan Pangkat (KNP). Saya mendapat poin tinggi dari ranah pengembangan diri. Setelah SK IV-a ada di tangan saya, saya menerima banyak uang rapel yang jumlahnya 3x lipat gaji bulanan. Jejak ini saya lanjutkan kembali untuk menyambut IV-b agar bisa terpenuhi tepat waktu melalui persiapan yang matang sejak sekarang.

12. Menulis : Dianggap sebagai salah satu hobi yang berkelas.

Menulis mampu membiaskan intelektual yang dalam dan memantulkan aroma smart vibes. Tidak semua orang rajin menulis, tidak setiap karya ditekuni secara konsisten. Saya mulai hobi menulis sejak tahun 2017 namun tidak produktif. Mulai Januari 2022 saya mulai menulis kapanpun dan di manapun secara kontinyu, memakai laptop maupun HP. Tidak ada episode melamun apalagi galau, menulis selagi sehat, apapun mudnya saya akan tetap tuangkan dan curahan melalui tulisan. Menulis bagi saya bisa menghindarkan diri dari stress karena apa yang ada dalam fikiran tersalurkan melalui untaian kata yang harmonis.

13. Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas

Seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.Semakin kreatif seseorang menuangkan idenya dalam tulisan maka ilmunya akan semakin tajam, wawasannya akan semakin luas, dan yang pasti hidupnya akan lebih bermanfaat dan memeliki produktivitas yang tinggi.

14. Menulis Menumbuhkan Keberanian

Seorang penulis harus berani menampilkan pendiriannya ketika menulis, termasuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Konsekuensinya, dia harus siap dan mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang bersifat positif ataupun negatif. Keberanian yang ia tawarkan kepada pembaca dan menerima respon baik dalam bentuk komentar yang standar maupun pro dan kontra akan membentuk pribadi yang matang, dewasa, dan realistis. Ia akan siap maju secara kompettitif dalam dunia yang terkadang sekalipun menyeramkan.

13. Menulis : Literasi Cinta

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis debu beralih emas keruh menjadi bening sakit menjadi sembuh penjara menjadi telaga derita menjadi nikmat dam kemarahan menjadi nikmat. Cinta jangan hanya dimaknai kepada kekasih saja. Mari kita tumbuhkan cinta saat menulis, mari menulis dengan hati, mari menulis dengan jiwa, mari menulis dengan cinta. Goresan pena akan menjadi prasasti dan literasi bagi para generasi. Saya bukanlah penulis profesional tetapi, menulis mampu membuat hati menjadi rapi dan menjadi lebih hati-hati. Bagi saya, menulis adalah literasi Cinta.

Daftar Pustaka

Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional,

Maryam, Siti. 2015. Kemandirian Belajar. Bandung: Sinar Baru.

M. Atar Semi. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa,

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 18 buku antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 34 artikel (Oktober 2021-April 2022). Blog : http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email : [email protected]. Youtube Channel : http://www.youtube.com/channel/UCwC7RX8Z6weqEkgDtflVoiw Whatsapp : 081322292789.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image