Sabtu 07 May 2022 00:10 WIB

BMKG Catat 93 Kali Gempa Bumi Terjadi di Pulau Sumba dalam Sepekan

Pulau Sumba sering diguncang gempa bumi karena berada pada batas dua lempeng tektonik

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pulau Sumba sering diguncang gempa bumi karena berada pada batas dua lempeng tektonik. Ilustrasi
Foto: Reuters
Pulau Sumba sering diguncang gempa bumi karena berada pada batas dua lempeng tektonik. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Stasiun Geofisika Sumba Timur Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 93 kali kejadian gempa bumi di wilayah Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, dalam sepekan. Gempa bumi itu tercatat dari 29 April-5 Mei 2022.

"Peristiwa gempa bumi ini didominasi berkekuatan lebih kecil atau sama dengan magnitudo (M) 3 sebanyak 77 kali atau 82 persen dari total peristiwa," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Sumba Timur, Kustoro Hariyatmoko dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat (6/5/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan gempa bumi berkekuatan antara magnitudo 3-5 sebanyak 18 kali atau 17,2 persen dari total kejadian. Sementara berdasarkan kedalaman, pusat gempa bumi kurang dari 60 km sebanyak 73 kejadian dan lebih dari 60 km sebanyak 16 kejadian.

Pulau Sumba sering diguncang gempa bumi karena berada pada batas dua lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Bahkan pada 19 Agustus 1977, wilayah Pulau Sumba bagian selatan pernah dihantam gelombang tsunami yang dipicu gempa bumi berkekuatan 7 SR.

 

Dengan intensitas gempa bumi yang cukup tinggi di Pulau Sumba, maka masyarakat diharapkan terus waspada terutama ketika terjadi gempa bumi yang berkekuatan besar. "Masyarakat perlu terus siaga agar dampak gempa bumi bisa diminimalisir sehingga tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Kustoro juga mengimbau masyarakat agar terus mengikuti perkembangan informasi dari BMKG sebagai sumber yang terpercaya sehingga dapat melakukan upaya mitigasi dampak bencana secara baik. "Jangan terpengaruh dengan informasi gempa bumi dari sumber yang tidak dipertanggungjawabkan terutama yang beredar di media sosial," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement