Kamis 05 May 2022 18:57 WIB

Usai Idul Fitri Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19, IDI: Ada Tiga Kemungkinan

IDI memprediksi bisa terjadi peningkatan kasus Covid-19 namun tidak tajam

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan, ada tiga kemungkinan peningkatan kasus Covid-19 usai Idul Fitri 2022. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan, ada tiga kemungkinan peningkatan kasus Covid-19 usai Idul Fitri 2022. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan, ada tiga kemungkinan peningkatan kasus Covid-19 usai Idul Fitri 2022. Salah satu kemungkinannya adalah terjadi lonjakan kasus Covid-19 meski tidak drastis.

"Ada tiga kemungkinannya. Pertama terjadi lonjakan kasus Covid-19, kedua tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19, dan ketiga kasus Covid-19 naik sedikit kemudian turun lagi," ujar Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika, Kamis (5/5).

Baca Juga

Ia menambahkan, semua pihak pasti ingin tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19. Namun, kalau melihat positivity rate sekarang dan ditanya kemungkinan bisa terjadi kenaikan kasus Covid-19 usai Idul Fitri maka ia memperkirakan bisa terjadi peningkatan kasus Covid-19 namun tidak tajam. Ia memprediksi kemungkinan paling besar terjadi adalah terjadi kenaikan kasus Covid-19 usai lebaran namun tidak terjadi lonjakan kasus yang luar biasa.

"Ini kemungkinan yang logis, namun penambahan kasus Covid-19 tidak sampai puluhan ribu," ujarnya.

Terkait kemungkinan tidak terjadi kenaikan kasus Covid-19 sama sekali, Zubairi menilai kecil kemungkinannya. Karena itu, Zubairi meminta perkembangan kasus Covid-19 dipantau sampai dua bulan setelah lebaran.

Kalau terjadi lonjakan kasus Covid-19, dia menambahkan, maka tentu membutuhkan waktu untuk mengembalikannya ke kondisi melandai. Ini sama seperti varian omicron banyak terjadi usai libur natal dan tahun baru yang membutuhkan waktu setelah 2 hingga 3 bulan kemudian baru pulih lagi.

Ia mencontohkan negara seperti Hong Kong, Shanghai, dan Beijing yang merayakan tahun baru China yang terjadi pergerakan bahkan 10 kali dibandingkan Indonesia yang melakukan perpindahan mudik Idul Fitri.

Kemudian di sana terjadi lonjakan kasus Covid-19 dan akhirnya bisa melandai setelah beberapa bulan. Kendati demikian, jika nantinya terjadi lonjakan kasus Covid-19, Zubairi berharap kasusnya akan turun lagi dalam waktu 2-3 bulan.

"Tetapi tentunya lonjakan kasus Covid-19 tidak kita harapkan," ujarnya.

Sebelumnya, kasus baru positif Covid-19 atau corona di Indonesia dalam tren melandai. Melansir data Satgas Covid-19, hingga Rabu (4/5), ada tambahan 176 kasus baru corona. Sehingga total menjadi 6.047.491 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 266 orang sehingga menjadi sebanyak 5.884.325 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 16 orang menjadi sebanyak 156.321 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 6.845 kasus, berkurang 106 kasus dibandingkan sehari sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement