Kamis 05 May 2022 18:38 WIB

Beijing Izinkan Warga Kembali Bekerja

Beijing sebenarnya membiarkan warga bekerja dari rumah.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah kendaraan melintas di jalan ring road 3 saat pemberlakuan penguncian wilayah (lockdown) parsial di Kota Beijing, China, Ahad (1/5/2022). Penguncian wilayah (lockdown) secara parsial diberlakukan menyusul munculnya 259 kasus positif baru COVID-19 sejak 22 April lalu, bersamaan dengan musim liburan Hari Buruh pada 1-4 Mei 2022.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Sejumlah kendaraan melintas di jalan ring road 3 saat pemberlakuan penguncian wilayah (lockdown) parsial di Kota Beijing, China, Ahad (1/5/2022). Penguncian wilayah (lockdown) secara parsial diberlakukan menyusul munculnya 259 kasus positif baru COVID-19 sejak 22 April lalu, bersamaan dengan musim liburan Hari Buruh pada 1-4 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Beijing kembali mengirim warga untuk bisa berangkat bekerja pada Kamis (5/5/2022). Sebelumnya para pekerja menikmati hari liburan dalam peringatan Hari Buruh selama lima hari.

Jalan-jalan ibu kota sedikit kurang sibuk daripada pada hari kerja normal karena pihak berwenang telah mendorong warga untuk bekerja dari rumah. Pemerintah masih memberlakukan penutupan sejumlah rute bus dan lebih dari 10 persen stasiun kereta bawah tanah sebagai bagian dari tindakan pencegahan Covid-19.

Baca Juga

Pejabat transportasi juga telah meminta platform ride hailing untuk mengurangi aktivitas di beberapa bagian kota. Namun, banyak kereta bawah tanah tampak ramai dan distrik perkantoran sibuk. Banyak orang menggunakan sepeda untuk berkeliling.

Sejumlah pembatasan baru dalam beberapa hari terakhir membuat penduduk Beijing berharap untuk naik kereta bawah tanah atau bus harus memiliki tes Covid-19 yang negatif. Namun tampaknya hanya sedikit pemeriksaan yang dilakukan.

"Saat ini, saya merasa relatif aman di tempat kerja dan tempat tinggal saya, tetapi saya tidak berani berlarian keluar karena saya masih merasa wabah belum mencapai puncaknya," kata juru masak bernama Liu Wentao.

Pihak berwenang di Beijing bertekad untuk menghindari nasib yang sama dengan pusat komersial China di Shanghai. Sebagian besar dari 25 juta penduduknya telah mengalami lebih dari sebulan pembatasan  yang semakin membuat frustrasi di kompleks perumahan warga.

Beijing melakukan langkah yang lebih baik selama dua minggu dalam menangani wabah. Keberhasilan nyata dalam menahan wabah telah memungkinkan pihak berwenang untuk membuat sedikit penyesuaian pada pembatasan.

Beberapa bagian kecil dari distrik Chaoyang, pusat wabah Beijing, yang telah membatasi pergerakan, mengizinkan orang untuk pergi bekerja pada Kamis. Meskipun mereka didorong untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan dan menghindari pertemuan. Beberapa penguncian bangunan tempat tinggal yang terisolasi dan penutupan pusat kebugaran, restoran, dan tempat-tempat lain tetap berlaku.

Sedangkan Shanghai sebagai wilayah pusat wabah di China telah mulai melonggarkan pembatasan secara bertahap dalam beberapa hari terakhir di lebih banyak wilayah. Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan mengatakan di Shanghai pada akhir pekan, bahwa komunitas tanpa kasus baru selama tujuh hari harus diizinkan untuk kembali ke tatanan sosial normal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement