Rabu 04 May 2022 09:50 WIB

Narapidana Bolivia Mengisi Waktu Sebelum Dibebaskan dengan Membaca

Membaca buku dibaca oleh narapidana Bolivia sebelum bebas.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Muhammad Hafil
Narapidana Bolivia Mengisi Waktu Sebelum Dibebaskan dengan Membaca. Foto:   Lapas (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Narapidana Bolivia Mengisi Waktu Sebelum Dibebaskan dengan Membaca. Foto: Lapas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,LA PAZ -- Narapidana di penjara Bolivia yang penuh sesak sekarang dapat mengurangi waktu dengan membaca buku. Program baru ini dipengaruhi oleh gerakan di Brasil yang bertujuan untuk menyebarkan literasi dan memberi harapan meskipun proses peradilannya terkenal lambat.

Program "Buku di balik jeruji besi" itu menawarkan para tahanan kesempatan untuk keluar dari penjara beberapa hari atau minggu sebelum tanggal pembebasan mereka. Bolivia tidak memiliki hukuman seumur hidup atau hukuman mati, tetapi penahanan pra-sidang dapat berlangsung selama bertahun-tahun karena sistem peradilan yang lambat.

Baca Juga

Kantor Ombudsman negara Andes mengatakan, program ini telah diluncurkan di 47 penjara yang tidak memiliki sumber daya untuk membayar pendidikan, program reintegrasi, atau bantuan sosial bagi para tahanan. Sejauh ini, 865 narapidana sedang menyaring prosa, meningkatkan keterampilan membaca dan menulisnya.

Salah satu tahanan yang mengikuti program tersebut adalah Jaqueline. Dia telah membaca delapan buku dalam setahun dan telah lulus empat tes membaca.

"Sangat sulit bagi orang-orang seperti kami yang tidak memiliki penghasilan dan tidak memiliki keluarga di luar. Ada orang di sini, misalnya, yang baru belajar membaca dan menulis," ujar Jaqueline.

Nadia Cruz dari kantor Ombudsman mengatakan, niat dari program tersebut untuk mengisi waktu narapidana dalam menunggu persidangan. "Itu penting karena apa yang dikurangi (pada hukuman) relatif sedikit, dalam beberapa jam atau hari, tergantung pada apa yang diputuskan dewan," katanya.

Dengan gaji harian 8 bolivianos atau setara 1,18 dolar AS, orang Bolivia yang dipenjara dipaksa bekerja untuk bisa makan dan membayar biaya pengadilan yang tinggi untuk dibebaskan. Selain itu, menurut Human Rights Watch, penjara negara itu telah lama menderita karena kondisi penuh sesak dan tidak sehat, dengan beberapa tahanan melakukan protes atas kurangnya perawatan kesehatan.

Narapidana di penjara wanita Obraje di kota dataran tinggi La Paz bernama Mildred menyatakan, kesulitan-kesulitan tersebut membuat belajar membaca bisa seperti melarikan diri dari tembok penjara, setidaknya dalam pikiran. "Ketika saya membaca, saya berhubungan dengan seluruh alam semesta. Dinding dan palang menghilang," katanya. 

Sumber:

https://www.reuters.com/world/americas/pages-pardons-bolivia-inmates-can-cut-jail-time-by-reading-2022-05-03/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement