Ketakwaan Menentukan Kemuliaan Manusia

Rep: Andrian Saputra/ Red: Yudha Manggala P Putra

Senin 02 May 2022 10:53 WIB

Umat Islam melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri 1443 H. Ilustrasi Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha Umat Islam melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri 1443 H. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ibadah puasa Ramadhan disamping merupakan kewajiban juga berisikan latihan-latihan, proses pembiasaan terhadap sesuatu yang baik. Pakar Tafsir Alquran, Prof.KH. Didin Hafidhuddin mengatakan kebaikan yang dilaksanakan kontinu akan masuk dalam struktur rohani sehingga menjadi sikap dan gaya hidup sebagai orang yang bertakwa (Muttaqin).

"Karena itu mudah-mudahan ibadah shaum yang sudah kita lakukan itu adalah ibadah yang menghasilkan, dan menjadikan kepada kita pribadi yang Muttaqin, pribadi yang paling mulia, pribadi yang paling indah. Tiada kemuliaan selain kemuliaan  ketakwaan. Tidak mungkin ada kebahagiaan tanpa takwa. Tidak akan mungkin ada kemakmuran di negara kita ini tanpa didukung oleh ketakwaan," kata Prof. Didin saat mengisi khutbah Idul Fitri di Masjid Al Hijri 2 Tanah Sereal, Kota Bogor pada Senin (2/4).

Lebih lanjut, Prof Didin mengatakan ketakwaan merupakan unsur yang sangat fundamental bagi kehidupan manusia. Menurutnya tidak mungkin ada keberkahan, kemakmuran bagi kehidupan seseorang tanpa iman dan takwa kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Alquran surat Al Araf ayat 96).

Bahkan menurut Prof. Didin ketakwaan merupakan unsur yang paling menentukan kemuliaan manusia. Menurut Prof Didin, manusia tidak berarti dihadapan Allah tanpa didukung dengan ketakwaan. Sebab orang yang bertakwa adalah orang yang akan mendapatkan kemuliaan.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Alquran surat Al Hujurat ayat 13)

"Sekali lagi apa yang kia lakukan dalam bulan Ramadhan yang lalu itu akan memasukan struktur rohani kita kecintaan kepada nilai-nilai ketakwaan dari Allah SWT," katanya.

Andrian Saputra