Ahad 01 May 2022 20:55 WIB

Cyberwar di Ukraina Mengarah ke Serangan DDoS, Pakar Sarankan Ini Agar Terlindungi

Jumlah serangan Distributed Denial of Service (DDoS) pada periode Januari-Maret 2022 alami peningkatan 4,5 kali lipat dibanding kuartal pertama 2021

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Seseorang sedang menggunakan komputer. (Unsplash/Mika Baumeister)
Seseorang sedang menggunakan komputer. (Unsplash/Mika Baumeister)

Jumlah serangan Distributed Denial of Service (DDoS) pada periode Januari-Maret 2022 alami peningkatan 4,5 kali lipat dibanding kuartal pertama 2021. Melihat besarnya jumlah serangan tersebut, kemungkinan hasil dari aktivitas hacktivist. Durasi serangan tersebut juga belum pernah terjadi sebelumnya untuk sesi DDoS, terutama yang ditujukan pada sumber daya negara dan bank.

Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) dirancang untuk mengganggu sumber daya jaringan yang digunakan oleh bisnis dan organisasi dan mencegahnya berfungsi dengan baik. Mereka menjadi lebih berbahaya jika sistem yang dikompromikan berada di sektor pemerintahan atau keuangan. Pasalnya, jika layanan ini tidak tersedia, akan memiliki dampak lanjutan terhadap populasi yang lebih luas. 

Baca Juga: Upaya Jokowi Redam Konflik Rusia-Ukraina Mengalir Pujian, Guru Besar UI Juga Ikut Berikan Apresiasi

Kuartal pertama 2022 menunjukkan peningkatan serangan mendadak pada akhir Februari sebagai akibat dari krisis di Ukraina. Dibandingkan pada kuartal empat (Q4) 2021, yang telah dianggap sebagai jumlah serangan DDoS tertinggi sepanjang masa yang terdeteksi oleh solusi Kaspersky, Q1 2022 melihat jumlah total DDoS meningkat 46%, tumbuh 4,5 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021.

Jumlah serangan “pintar” atau canggih dan bertarget juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 81% dibandingkan rekor sebelumnya dari Q4 2021. Serangan tersebut tidak hanya dilakukan dalam skala besar tetapi juga inovatif. 

"Contohnya termasuk situs yang meniru permainan puzzle 2048 yang populer untuk membuat gamify serangan DDoS di situs web Rusia, dan panggilan pembentukan pasukan sukarelawan TI untuk memfasilitasi serangan siber," demikian keterangan yang diterima.

Investigasi lebih lanjut yang dilakukan oleh Kaspersky mengungkapkan bahwa rata-rata sesi DDoS berlangsung 80 kali lebih lama dibandingkan pada Q1 2021. Serangan terlama terdeteksi pada 29 Maret dengan durasi yang sangat lama yaitu 177 jam.

“Pada kuartal pertama 2022 kami menyaksikan jumlah serangan DDoS yang tinggi sepanjang masa. Tren kenaikan tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh situasi geopolitik. Hal tidak biasa adalah durasi serangan DDoS yang berlangsung lama, dan ini biasanya dilakukan untuk memperoleh keuntungan secara waktu nyata. Beberapa serangan yang kami amati berlangsung selama berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu, menunjukkan bahwa serangan tersebut mungkin dilakukan oleh aktivis siber yang bermotif ideologis. Kami juga melihat bahwa banyak organisasi yang belum siap untuk memerangi ancaman semacam itu. Semua faktor ini telah membuat kami lebih sadar akan seberapa luas dan berbahayanya serangan DDoS. Mereka juga mengingatkan kita bahwa organisasi perlu bersiap menghadapi serangan semacam itu,” komentar Alexander Gutnikov, pakar keamanan di Kaspersky.

Agar tetap terlindungi dari serangan DDoS, pakar Kaspersky merekomendasikan antisipasi berikut ini:

  • Memelihara operasi sumber daya web dengan menugaskan spesialis yang memahami cara merespons serangan DDoS.
  • Memvalidasi perjanjian pihak ketiga dan informasi kontak, termasuk yang dibuat dengan penyedia layanan internet. Ini membantu tim dengan cepat mengakses perjanjian jika terjadi serangan.
  • Terapkan solusi profesional untuk melindungi organisasi Anda dari serangan DDoS. 
  • Mengetahui dan memahami lalu lintas Anda. Merupakan pilihan yang baik untuk menggunakan alat pemantauan jaringan dan aplikasi untuk mengidentifikasi tren dan kecenderungan lalu lintas. Dengan memahami pola dan karakteristik lalu lintas khas perusahaan, Anda dapat menetapkan garis dasar untuk lebih mudah mengidentifikasi aktivitas tidak biasa yang merupakan gejala dari serangan DDoS.
  • Merancang postur defensif Rencana B yang siap diterapkan. Selalu siap dan siaga untuk memulihkan layanan penting bisnis secara cepat dalam menghadapi serangan DDoS.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement