Ahad 01 May 2022 11:35 WIB

Pemkot Bogor Larang Warga Takbir Keliling

Sebanyak 500 personel gabungan disiagakan untuk melakukan antisipasi takbir keliling.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Malam Takbiran. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melarang warganya untuk melaksanakan takbir keliling.
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Malam Takbiran. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melarang warganya untuk melaksanakan takbir keliling.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melarang warganya untuk melaksanakan takbir keliling. Warga Kota Bogor diimbau untuk takbiran di masjid setempat.

“Takbir keliling dilarang. Tapi takbir di masing-masing masjid diperkenankan selama menerapkan protokol kesehatan,” kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, kepada Republika, Ahad (1/5/2022).

Baca Juga

Jika ditemukan ada warga yang melaksanakan takbir keliling, kata dia, Polresta Bogor Kota dan aparat terkait telah berkoordinasi untuk mengantisipasi untuk mengurai massa. “Polresta Bogor dan semua aparat terkait sudah koordinasi untuk antisipasi,” tegasnya.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Susatyo Purnomo Condro, mengatakan kebijakan takbiran keliling sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Yakni tidak melakukan konvoi dan warga diimbau agar takbiran dari masjid.

Ia menyebutkan, kepolisian menyiagakan 500 personel gabungan untuk melakukan antisipasi. Ratusan personel tersebut akan disebar di batas kota dan titik-titik jalan protokol. 

“Personel akan disebar di batas kota dan titik jalan protokol. (Di jalan kecil dan perumahan) ada penjagaan dari jajaran musyawarah pimpinan kecamatan (muspika),” ujarnya.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan warga Kota Bogor diminta untuk tidak berkeliaran saat malam takbiran. “Biar lebih khusyuk, lebih maslahat, takbiran di rumah atau tempat ibadah,” ujarnya. 

Ia menegaskan, Pemkot Bogor telah melakukan antisipasi untuk mengurai massa jika ada kerumunan warga. Termasuk juga penumpukan di titik-titik kerumunan seperti Alun-Alun Kota Bogor dan Tugu Kujang.

“Karena nanti dampaknya adalah kemacetan dan potensi untuk adanya gesekan antarwarga. Itu yang biasanya kita hindari,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement