Ahad 01 May 2022 03:17 WIB

Pasukan Rusia Gempur Donbas, Tapi Gagal Target

Sanksi Barat terhadap Rusia dan pengiriman senjata ke Ukraina menghambat negosiasi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Friska Yolandha
 Puing-puing benda tak dikenal setelah ledakan di Kiev, Ukraina, 24 Februari 2022. Pasukan militer Rusia menggempur wilayah Donbas timur Ukraina pada Sabtu (30/4/2022).
Foto: EPA-EFE/MIKHAIL PALINCHAK
Puing-puing benda tak dikenal setelah ledakan di Kiev, Ukraina, 24 Februari 2022. Pasukan militer Rusia menggempur wilayah Donbas timur Ukraina pada Sabtu (30/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pasukan militer Rusia menggempur wilayah Donbas timur Ukraina pada Sabtu (30/4/2022). Namun, menurut militer Ukraina, pasukan Rusia gagal merebut tiga wilayah yang menjadi target mereka.

Dikutip dari Reuters, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan, Rusia berusaha merebut wilayah Lyman di Donetsk dan Sievierodonetsk dan Popasna di Luhansk. Namun, tidak berhasil dan bertempuran masih berlanjut.

Baca Juga

"Tidak berhasil, pertempuran berlanjut," katanya.

Sanksi Barat terhadap Rusia dan pengiriman senjata ke Ukraina menghambat negosiasi damai. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, pencabutan sanksi Barat terhadap Rusia adalah bagian dari pembicaraan damai, yang menurutnya sulit tetapi dilanjutkan setiap hari melalui tautan video.

Sementara, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy telah bersikeras sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari bahwa sanksi perlu diperkuat dan tidak dapat menjadi bagian dari negosiasi. Dia mengatakan pada hari Jumat (29/4/2022) ada risiko tinggi pembicaraan akan berakhir karena apa yang disebut "Buku pedoman Rusia tentang pembunuhan orang".

Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kekejaman di daerah dekat ibu kota, Kiev, yang sebelumnya mereka tempati. Namun, Moskow membantah klaim tersebut. 

Sergei Lavrov mengatakan bahwa jika Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya benar-benar tertarik untuk menyelesaikan krisis Ukraina, mereka harus berhenti mengirim senjata ke Kiev.

Namun, paket bantuan sebesar 33 miliar dolar AS yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk Ukraina telah menerima dukungan bipartisan. Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi berharap, Kongres akan meloloskan paket tersebut sesegera mungkin.

Setelah gagal merebut Kiev dalam serangan sembilan minggu yang telah mengubah kota-kota menjadi puing-puing, menewaskan ribuan orang dan memaksa lima juta orang Ukraina melarikan diri ke luar negeri, Rusia kini fokus di timur dan selatan Ukraina.

Moskow berharap bisa mengambil kendali penuh atas wilayah Donbas timur yang terdiri dari Luhansk dan Donetsk, yang sebagian sudah dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia sebelum invasi. Moskow mengatakan, unit artilerinya telah menyerang 389 sasaran Ukraina.

Gubernur Luhansk, Serhiy Gaidai mengatakan kepada televisi publik Ukraina bahwa Rusia menembaki seluruh wilayah. "Tetapi mereka tidak dapat menembus pertahanan kami," ujar dia. Menurut dia, warga sipil akan terus dievakuasi meskipun dalam situasi sulit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement