Komisi V Nilai Pemerintah Belum Efektif Antisipasi Kemacetan Mudik

Rekayasa hari libur cukup berperan penting dalam mengurai kemacetan arus mudik

Sabtu , 30 Apr 2022, 21:25 WIB
Pedagang menjajakan dagangannya kepada pemudik yang terjebak macet di KM 73 ruas Tol Cikopo-Palimanan, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (30/4/2022). Meski telah dilarang, Sejumlah pedagang tetap berjualan di ruas tol untuk mengais rejeki dari para pemudik.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Pedagang menjajakan dagangannya kepada pemudik yang terjebak macet di KM 73 ruas Tol Cikopo-Palimanan, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (30/4/2022). Meski telah dilarang, Sejumlah pedagang tetap berjualan di ruas tol untuk mengais rejeki dari para pemudik.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi V DPR Syaifullah Tamliha menilai, pemerintah kurang antisipatif dalam menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini. Terbukti dari penjangnya kemacetan di jalan tol, non tol, dan akses ke pelabuhan.

"Hingga H-2 ini pun kemacetan terjadi di mana-mana. Walaupun sudah terlambat, pemerintah harus memberikan solusi di setiap kemacetan," ujar Syaifullah lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (30/4).

Ia mencontohkan di pelabuhan, pemerintah bisa segera menambah armada kapal feri dengan mendatangkan kapal dari daerah lain. Terutama di Pelabuhan Merak-Bakaheuni yang menjadi pusat kemacetan saat ini.

"Di pelabuhan Kemenhub misalnya juga perlu  memprioritaskan kendaraan roda dua karena umumnya bekal makanan mereka terbatas sehingga akan kewalahan jika sampai antre lima sampai tujuh jam di pelabuhan," ujar Syaifullah.

Di samping itu, ia menilai bahwa rekayasa hari libur cukup berperan penting dalam mengurai kemacetan arus mudik. Ketimbang rekayasa lalu lintas, yang dinilainya tidak banyak membantu. 

"Saat pemberlakukan ganjil-genap misalnya, nomor ganjil saat tidak boleh masuk tol membuat macet di jalan non tol dan juga tidak menghilangkan macet di jalan tol," ujar Syaifullah.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai kepadatan masyarakat selama berlangsungnya mudik pada tahun ini tak bisa dihindari. Kondisi tersebut padahal berpotensi menularkan Covid-19 meski pandemi saat ini mulai melandai. 

Dicky menyarankan agar pemudik tak berlama-lama di titik kepadatan massa. Kemudian, ia menganjurkan pemudik tidak menjadi penyebab kepadatan tersebut. 

"Kepadatan ini sulit dihindari, tapi tentu usahakan jangan mendatangi kepadatan. Usaha tidak turut menimbulkan kepadatan, usahakan hanya sebentar di titik kepadatan itu," kata Dicky, Sabtu (30/4/2022).  

Selanjutnya, Dicky mengingatkan pemudik terus mematuhi protokol kesehatan (prokes). Ia menekankan penggunaan masker sangat penting."Yang artinya kita enggak ada pelonggaran masker, usahakan dipakai terus karena itu efektif," ujar Dicky.